Kamis, 02 Agustus 2018

Warta Jemaat 29 Juli 2018

Ringkasan Khotbah 22 Juli 2018

PEMBICARA : Pdt.Daniel Enggar (Staf SAP)


Efesus 3:20 ➠bagi Dialah yang dapat melakukan lebih banyak dari apa yang kita pikirkan.

Pertanyaan bagi kita pagi ini mengapa kita datang ke gereja?. Setiap orang kadang kadang punya alasan masing masing datang kegereja.Ayat ini mengajarkan kita bagaimana kita mau melihat pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita seperti yang di alami bangsa Israel. Kita bisa lihat yang di kerjakan Tuhan atas bangsa Israel Tuhan berperang ganti mereka.Tuhan dapat lakukan yang tidak mungkin manusia lakukan Keluaran 14:22-25demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut ditempat kering.Orang mesir mengejar orang isreal, namun Allah menolong orang Israel dengan cara membelah laut dengan kuasa mujizat-Nya Tuhan dapat melakukan semuanya.

Dalam kehidupan sering kita di kejar-kejar masalah masa lalu yang sulit,keluarga, penyakit dan lain-lain sehingga membuat kita takut dan kuatir,namun Tuhan sanggup menolang kita.Pandangan kita menentukan apa yang kita hadapi nanti kalau kita pandang kepada Tuhan mujizatnya akan terjadi atas kehidupan kita.Yesaya 54:17setiap senjata yang di tempa terhadap engkau tidak akan berhasil.Tuhan akan melindungi kita namun kadang kala masalah itu datang untuk melihat bahwa kuasa Allah itu sanggup menolang kita .Keluaran 14:25Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.Kita tidak boleh takut karena Tuhan selalu menyertai kita asalkan kita tidak selalu fokus pada masalah kita.Jika kita selalu berjalan bersama Tuhan kita akan selalu melihat Tuhan ada di dalam kehidupan kita.

Tuhan bisa memakai kita untuk menyelamatkan orang lain Tuhan bisa melakukan apa saja untuk kita dan melalui kita banyak jiwa-jiwa dimenangkan asal kita selalu berada di dalam Tuhan amin.

PERCAYALAH, MESKI TIDAK MELIHAT

Baca : Kejadian 18:1-15
"Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: 'Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?'"  Kejadian 18:11-12
Sudah menjadi rahasia umum jika manusia lebih mempercayai bukti terlebih dahulu, atau melihat kenyataan yang dapat dilihat dengan mata jasmaninya, untuk menguatkan keyakinannya.  Abraham, yang disebut bapa orang percaya, pada awalnya juga merasa sulit untuk mempercayai apa yang Tuhan janjikan kepadanya.  Tuhan berfirman:  "'Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.' Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya."  (Kejadian 18:10).  Ketika mendengar firman Tuhan itu Abraham dan Sara sempat menanggapinya dengan dingin, bahkan Sara sempat tertawa, tanda keraguan dan kebimbangan hati.  Sebab ditinjau dari segi fisik dan faktor usia mustahil bagi Sara untuk bisa memiliki keturunan.

     Tetapi Tuhan  "...bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19).  Janji Tuhan adalah ya dan amin!  Cepat atau lambat apa yang Tuhan telah janjikan pasti digenapi-Nya.  Tertulis:  "TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya."  (Kejadian 21:1-2).

     Sesulit apapun keadaan yang sedang kita alami, milikilah iman yang teguh kepada Tuhan, sebab tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Tuhan  (Ibrani 11:6a).  Jangan sekali-kali kita dikalahkan oleh situasi atau keadaan yang ada.  Adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati situasi-situasi sulit yang sepertinya tidak ada jalan, karena Ia ingin melatih otot-otot iman kita dan mengajar kita untuk bergantung penuh kepada-Nya.

Sebagai orang percaya hidup kita  "...adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat"  (2 Korintus 5:7), karena  "...yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  (2 Korintus 4:18).


BERSATU HATI MENCARI TUHAN

2 Taw. 20:3-4 “Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.”
1. Yosafat Mencari Tuhan
Yosafat adalah raja Yehuda yang mengikuti jejak iman kakek moyangnya yaitu Daud. Kata “mencari” bukan berarti bahwa Ia tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan selama ini, namun yang dimaksud adalah dia mengadukan persoalannya kepada Tuhan. Selama kita masih ada di dalam dunia ini, tidak ada seorang pun yang menjamin bahwa kita tidak akan menghadapi masalah atau tantangan hidup, meskipun kita adalah orang percaya. Dan rasa kwatir dan takut bisa saja menyelimuti hati kita. Bila itu terjadi maka tindakan pertama dan terpenting adalah “carilah Tuhan”.
2. Yehuda Bersatu Hati
Yosafat sebagai raja, menyerukan kepada bangsa itu sapaya berkumpul meminta pertolongan Tuhan dan semua orang Yehuda datang dari semua kota. Pelajaran penting disini adalah mereka bersatu hati. Orang-orang Yehuda mengikuti pemimpin mereka yang menyerukan untuk berkumpul dan berpuasa meminta pertolongan kepada Tuhan.
Kesatuan hati tidak boleh dianggap remeh. Kerjasama yang baik dan sinergi antara masyarakat/jemaat dan pemimpin memiliki dampak yang besar dalam segala pekerjaan yang dipercayakan Tuhan. Visi dan Misi pemimpin akan bisa berjalan dengan baik bila seluruh masyarakat/jemaat meresponi dan bersatu hati untuk mewujudkannya. Pemimpin tidak bisa berjalan sendiri. Dia membutuhkan peran serta setiap elemen masyarakat/jemaat.
Di teks berikutnya di Tawarikh 20 ini dikisahkan kemenangan yang dialami oleh bangsa Yehuda bahkan ketika mereka belum memulai peperangan. Tuhan membuat penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda. Setelah bani Amon dan Moab memusnahkan penduduk pegunungan Seir, mereka sendiri yang justru saling bunuh-membunuh.
Saya pernah mengalami seperti yang dialami oleh Yehuda ini, dimana ketika beberapa preman yang sering menganggu usaha penyewa-penyewa di tempat saya, yang tentu saja secara tidak langsung mengganggu usaha. Saya mengalami bagaimana Tuhan membela saya, ketika oleh karena berbagai kasus preman-preman itu ditangkap polisi dan bagaimana yang lain saling hantam-menghantam, dan saya hanya sebagai penonton, sampai kemudian suatu masa semua preman di seluruh Indonesia ditangkapi oleh aparat.
Tentu tidak harus sama pengalaman itu. Ada banyak cara Tuhan membela umat-umat yang berseru kepada-Nya. Maka tetaplah mencari Tuhan dan peliharalah kesatuan iman. (LH)

Cinta anda ditolak? Bersyukurlah

Bersyukurlah ketika anda ditolak. Jelas yang saya maksud bukan, “sukurin!” Kenapa mengutuk selagi bisa mengucap berkat? (Lukas 6:31) Syukur yang saya maksudkan di sini adalah bersyukur dalam arti yang sebenarnya. Mengapa perlu bersyukur ketika anda ditolak?

1. Untuk mensyukuri bahwa anda setidaknya tahu bahwa dia bukanlah jodoh anda, mengetahui ini bukanlah waktu yang tepat untuk anda melangsungkan hubungan dengannya, atau bahkan mungkin itu bukanlah lokasi ‘penembakan’ yang tepat untuk anda. Kita seharusnya bersyukur karena walaupun mungkin dia bukan orang yang tepat, atau mungkin waktunya yang tidak tepat, maupun tempatnya yang tidak tepat, kita masih punya waktu-waktu lain, masih punya lokasi yang mungkin lebih romantis, atau bahkan jodoh yang tersembunyi di suatu tempat.
2. Alasan yang kedua karena anda bisa merasakan seperti apa yang dirasakan oleh Kristus, yakni penolakan dari umatNYA. Walau memang penolakan yang anda rasakan tidak serupa dengan yang Ia rasakan. Mengapa saya bilang beda? Karena penolakan yang Ia terima justru berasal dari umatNYA. Sebelumnya kita adalah milikNYA, tetapi kita menolakNYA, itu sama artinya dengan mengkhianati cinta yang telah lama berlangsung. Belum lagi ketika Kristus dihina setelah ditolak. Ibaratnya setelah putus cinta, sang mantan malah menghina, tentu Kristus akan merasakan rasa sakit hati yang luar biasa. Hal ini jelas berbeda dengan cinta yang sama sekali belum dimulai bukan? Ketika anda dikhianati, jelas anda harus berusaha untuk mengampuni, sama ketika Kristus juga mengampuni (Lukas 23:34). Bersyukurlah karena paling tidak kita merasakan sebagian kecil dari apa yang Kristus rasakan.
3. Anda tidak punya alasan untuk merasa tersakiti ketika ditolak. Kenapa anda tidak punya alasan untuk merasa tersakiti? Karena cinta tidak bisa dipaksakan. Ketika anda merasa tersakiti saat ia menolak anda, sebenarnya siapa yang sedang menyakiti diri anda? Jelas diri anda sendiri! Anda melakukan sesuatu yang menyakiti diri anda, dan anda malah menganggap orang lain sedang menyakiti anda? Sungguh suatu hal yang aneh bukan? Ingat saja pada Amsal 11:17

“Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.” Seperti yang saya bilang, ketika anda tersakiti, bersyukurlah. Selamat bersyukur.

Sumber : Buku Hikmat Dari Tuhan Tentang Kehidupan)

You are here






DOA HANA: Tuhan Memperhatikan Penderitaan Kita!

Baca:  1 Samuel 2:1-10

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,"  1 Samuel 2:8

Dalam masyarakat Yahudi, melahirkan anak laki-laki bagi suaminya adalah tugas dan kewajiban bagi seorang wanita yang sudah menikah.  Jika wanita itu mandul alias tidak bisa memberikan keturunan, maka hal ini akan menimbulkan rasa malu dan menjadi celaan bagi suaminya, keluarganya dan juga lingkungan di sekitarnya.  Jadi kemandulan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.  Inilah yang sedang dialmi oleh Hana, di mana tanggung jawab untuk melanjutkan garis keturunan suami ada di tangannya.  Jika tidak, ia akan menghadapi masalah yang berat:  bisa saja diceraikan oleh suaminya atau harus menanggung malu dan mengalami penolakan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.  Bisa dibayangkan betapa remuk redam hati Hana karena ia tidak punya anak (mandul).  Belum lagi perlakuan yang tidak baik dari Penina, 'madunya' yang justru memiliki anak.  Hal ini semakin menambah rasa sedih dan pahit di hati Hana.

     Secara manusia, Hana sudah hilang pengharapan karena Tuhan telah menutup rahimnya.  Ia pun yakin satu-satunya Pribadi yang dapat menolongnya adalah Tuhan.  Karena itu segeralah ia datang kepada Tuhan.  Di baitNya yang kudus, dengan hati hancur, Hana mencurahkan segala beban hidupnya.  Meski dikira mabuk oleh iman Eli ia tidak peduli, karena  "Korban sembelihan kepada Allah ia jiwa yang hancur;  hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  (Mazmur 51:19).  Saat berdoa inilah Hana bernazar, "Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan..."  (1 Samuel 1:11).  Akhirnya Tuhan pun mengabulkan doa Hana,  "...setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki.  Ia menamai anak itu Samuel,..." (1 Samuel 1:20).

     Mungkin Tuhan telah menutup rahim Hana selama bertahun-tahun, tetapi Dia tidak pernah menutup telingaNya terhadap umat yang siang malam berseru-seru kepadaNya.  Ketika kita berdoa dengan hati hancur dan berserah penuh memohon belas kasihan Tuhan, pada saatnya Dia pasti bertindak dan pertolonganNya tidak pernah terlambat.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  Mazmur 126:5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts