Minggu, 25 Februari 2018

Warta Jemaat 25 Februari 2018

Ringkasan Khotbah 18 FEBRUARI 2018

TEMA : CINTA RUMAH TUHAN
AYAT POKOK : Mazmur 27 : 4
PEMBICARA : Pdt. Okky Filipus S.

Mazmur 27 : 4 ➠ satu hal telah kuminta

Daud hanya seorang gembala dari desa kecil ,tetapi kemudian mengapa kita harus mencintai rumah Tuhan :
1. Rumah Tuhan merupakan suatu pernyataan keberadaan Tuhan Keluaran 25 : 8
2. Rumah Tuhan adalah tempat kita bertemu dengan Tuhan I Raja-raja 8 : 10-11 ➠ bertemu Tuhan membuat kuat dan tidak meninggalkan Tuhan.
3. Rumah Tuhan adalah tempat kita berhubungan Tuhan secara terus menerus I Tesalonika 5 : 17.
4. Rumah Tuhan adalah tempat dimana kita mengatur persembahan Mazmur 96 : 8.
5. Rumah Tuhan adalah tempat kita mengalami kuasa Kisah Para Rasul 3 : 1-10.
6. Jadi kesaksian.
7. Tempat kita menerima upah Mazmur 118 : 26.

II Samuel 22 : 32-40 ➠ dalam ayat ini Daud seorang ysng perkasa nsmun demikian tetaplah Daud seorang manusia biasa yang bisa capek.II Samuel 21 : 15 ➠ sampai Daud menjadi letih lesu ;Hakim-hakim 15 : 16-18 ➠ simson Mazmur 23 : 1-6,II Samuel 22 : 34-35➠ Daud cerita bagaimana ia dapat menang pada saat ia lemah Ayat 34.Berbagai pergumulan kita harus hadapi terkadang membuat kita kehilangan kekuatan tetapi Tuhan akan memberikan kita kaki rusa/kuat Habakuk 3 : 17-18 ➠ pohon ara tidak berbunga II Korintus 12 : 7-10.

ALASAN BERHARAP KEPADA TUHAN


Baca : Ratapan 3:21-26



"Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN."  Ratapan 3:26

Kitab Ratapan ditulis Yeremia sebagai ungkapan kepedihan hatinya yang mendalam atas kehancuran Yerusalem:  tembok-tembok kota yang runtuh dan pembuangan orang-orang ke Babel.  Sambil duduk ia menangis dan meratapi Yerusalem:  "Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan. Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya,"  (Ratapan 1:1, 3, 4).

     Namun meskipun dimulai dengan ratapan, di balik itu ada pengharapan untuk dipulihkan.  Ada janji pemulihan bagi setiap orang yang berharap kepada Tuhan!  "Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN."  (ayat nas).  Janji pemulihan disediakan bagi orang-orang yang senantiasa bertekun menati-nantikan Tuhan.  Menantikan Tuhan berarti menaruh harap dan memercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, serta memandang Dia sebagai satu-satunya sumber pertolongan, bukan yang lain.  "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  (Yesaya 40:29, 31).  Orang yang menati-nantikan Tuhan akan beroleh kekuatan baru, kemampuan untuk mengatasi masalah dan kesanggupan untuk terus berjalan maju melewati badai.

     Apa alasan kita berharap kepada Tuhan dan menantikan-Nya?  Karena  "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).  Tuhan juga telah berjanji bahwa Ia sekali-kali tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita  (Ibrani 13:5b),  "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: 'Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?'"  (Ibrani 13:6), karena  "TUHAN adalah bagianku,"  (Ratapan 3:24).  Setiap orang percaya telah dimeteraikan dengan Roh Kudus sebagai tanda milik Kristus, yang berarti Tuhan adalah jaminan kita.


Pengharapan kita hanyalah Tuhan, bukan apa pun yang lain yang ada di dunia ini!

Alasan Membaca Alkitab dan Bahaya Bagi yang 

Tidak Membaca Alkitab

Berikut ini disadur dari buku J.C. Ryle, How Readest Thou? Tentang mengapa perlu membaca Alkitab.
Pertama, karena tidak ada pengetahuan yang secara absolut dibutuhkan manusia untuk keselamatan, kecuali pengetahuan akan hal-hal yang dapat ditemukan dalam Alkitab.
Kedua, tidak ada buku yang eksis yang ditulis dengan cara seperti Alkitab.
Ketiga, tidak ada buku yang eksis yang mengandung hal-hal yang sedemikian penting seperti dalam Alkitab.
Keempat, tidak ada buku yang eksis yang telah menghasilkan efek-efek yang sedemikian luar biasa bagi manusia seperti Alkitab.
Kelima, tidak ada buku yang eksis yang dapat bermanfaat sedemikian rupa yang orang yang membacanya dengan benar, seperti Alkitab.
Keenam, tidak ada karunia Allah bagi manusia yang sedemikian diabaikan dan disalahgunakan, seperti Alkitab.
Ketujuh, Alkitab adalah satu-satunya pedoman yang dapat dipakai untuk menguji semua masalah doktrin dan kewajiban manusia.
Kedelapan, Alkitab adalah bukuNya, , yang telah menjadi pedoman hidup dan dikasihi oleh semua pelayan Allah yang sejati.
Kesembilan, Alkitab adalah satu-satunya buku yang dapat menghibur manusia dalam waktu-waktu terakhir hidupnya.

Berikut ini masih dari buku yang sama, tentang topik bahaya bagi yang tidak membaca Alkitab.
“Traktat ini bisa jadi jatuh ke tangan seseorang yang dapat membaca, tetapi yang tidak pernah membaca Alkitab sama sekali. Pembaca, apakah anda termasuk yang seperti itu? Jika benar, maka saya ada pesan bagi anda. Saya tidak dapat menghibur anda dalam kondisi pikiran anda sekarang ini. Jika saya melakukannya, maka itu penipuan dan pengejekan. Saya tidak dapat berbicara kepada anda tentang damai dan Sorga, sementara anda memperlakukan Alkitab sedemikian rupa.

● Anda dalam bahaya kehilangan jiwa anda.
● Anda dalam bahaya, karena penelantaran anda terhadap Alkitab adalah bukti jelas bahwa anda tidak mengasihi Allah.
● Anda dalam bahaya, karena Allah akan berhitung dengan anda karena anda mengabaikan Alkitab, dalam hari penghakiman nanti.
● Anda dalam bahaya, karena tidak adalah kesalahan rohani yang anda tidak bisa jatuh ke dalamnya.
● Anda dalam bahaya, karena tidak ada satupun alasan yang baik yang dapat anda pakai untuk mengabaikan Alkitab.”

Diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw (Sumber : www.wayoflife.org)

YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
BPK/IBU YULIAN yang berulang tahun pada tanggal 25 Februari

BPK A.SINAMBELA yang berulang tahun pada tanggal 1 MARET


† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Minggu, 11 Februari 2018

Warta Jemaat 11 Februari 2018

Ringkasan Khotbah 4 FEBRUARI 2018

TEMA : Alami Tuhan
AYAT POKOK : Yesaya 17 : 5-8 ;Yesaya 40 : 31
PEMBICARA : Pdt. Okky Filipus S.

Yesaya 17 : 5-8 ➠ jangan mengandalkan manusia
Yesaya 40 : 31 ➠ Yang menanti Tuhan akan mendapat kekuatan

Orang yang mengandalkan manusia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik Amsal 8 : 17 ➠ bertekun mencari Tuhan.
Dalam Yeremia ini ada 2 golongan manusia :
1. Orang yang tidak mengalami Tuhan 
Lukas 2 : 7 ➠ pemilik penginapan mewakili orang yang sibuk ;Matius 2 : 1-7 ➠ Raja Herodes apapun pangkat, kedudukan dan jabatan Herodes tidak mau terima Yesus; Matius 2 : 4 ➠ semua imam kepala dan ahli taurat.Ini mewakili pemimpin agama mereka tahu bahwa mesias akan lahir tapi mereka tidak menggunakan kesempatan itu.
2. Orang yang mengalami Tuhan
Lukas 2 : 15 ➠ gembala-gembala ,mereka tidak punya masa depan yang jelas tapi karena mereka mau dengar dan melakukan Matius 2 : 1-2,11 ➠ orang majus.Mereka mewakili pada cendekiawan mereka memiliki kepintaran harta dan pangkat tapi mereka mau mengikuti bintang/petunjuk Ayat 11 ➠ membawa harta mereka.Harta,jabatan,pangkat tidak membuat mereka jauh dari Tuhan.Lukas 1 : 38 ➠ Maria dan Yesus ;mereka adalah keluarga yang kudus.

Mari saudara kalau mau alami Tuhan lakukanlah apa yang di Firmankan Tuhan,rasakanlah kasih Tuhan itu atas diri saya dan saudara.Amin

TAK KUASA MENGEKANG LIDAH

Baca :  Matius 12:33-37
"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman."  Matius 12:36
Di akhir zaman ini Iblis juga sedang gencar melancarkan serangannya terhadap gereja Tuhan yaitu dengan cara mengambil kontrol atas lidah jemaat melalui gosip, fitnah, dusta, tipu muslihat dan segala macam perkataan jahat lainnya, supaya jemaat Tuhan saling berselisih, bertengkar, bermusuhan, mengkritik, sehingga terjadi perpecahan.  Iblis tahu benar bahwa bila tidak ada kesatuan di antara jemaat, gereja pasti akan menjadi lemah.  "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan."  (Matius 12:25).

     Karena itu Rasul Paulus mendesak jemaat di Efesus:  "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."  (Efesus 4:31).  Banyak orang Kristen tidak disiplin, lalai dan menganggap sepele pentingnya menjaga lidah atau ucapan.  Mereka mudah sekali menggemakan perkataan-perkataan negatif alias tak kuasa mengekang lidahnya.  Hal itu menandakan bahwa mereka sama sekali tidak berusaha mengontrol atau menundukkan lidah mereka di bawah pimpinan Roh Kudus.  Tidaklah mengherankan, meski tampak rajin beribadah, atau mungkin sudah terlibat aktif dalam pelayanan, pada saat yang sama mereka masih saja suka menggosip, memfitnah, mengumpat atau berkata-kata kasar tanpa merasa bersalah sedikit pun.

     Mereka tidak menyadari bahwa ucapan-ucapan tersebut bisa mendatangkan kutuk atas diri sendiri.  "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  (Matius 12:37).  Rasul Yakobus mengatakan bahwa jika ada orang tidak bisa mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadah yang dilakukannya pun menjadi sia-sia  (Yakobus 1:26).  Selama kita masih belum mampu mengekang lidah dari perkataan-perkataan yang negatif, kita masih belum mampu menyalibkan keinginan daging!


"Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;"  Mazmur 34:13-14

Iman Mengalahkan Dunia

"Sebab semua yang lahir dari ALLAH, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa YESUS adalah anak ALLAH." (1 Yohanes 5:4-5)

Pergumulan hidup makin lama makin berat. Permasalahan yang dihadapi makin kompleks saja. Kita pun tahu bahwa menjadi orang Kristen bukan berarti bebas dari masalah-masalah itu. Yang menyedihkan adalah melihat kenyataan bahwa ada begitu banyak orang Kristen yang gampang sekali terguncang ketika masalah datang, sehingga mereka kemudian mengambil keputusan untuk mundur atau bahkan meninggalkan TUHAN.

Syaloom! Saudara kasih, mungkin Anda pernah mendengar lagu ini : ".....aku, tak sanggup lagi, menerima derita ini ....". Kalau sampai saya mendengar ada orang menyanyikan lagu itu, saya pasti katakan "....kasihan dech lo!!!....". Tapi kalau orang Kristen yang bernyanyi seperti ini itu GAWAT! Kenapa GAWAT? Karena dia tidak tahu bahwa dia punya senapan yang pelurunya karatan karena nggak pernah dipakai. Kalah sebelum perang! Musuh baru muncul didepannya tapi mentalnya sudah ciut. Sega sude!!! (bahasa Ibrani) hehehe...

Saudara yang YESUS kasihi, mari pakailah senapan itu sebelum karatan! Hancurkan setiap masalah dan pergumulan hidup dengan senapanmu (Imanmu) yang so pasti disertai perbuatan. Apakah Saudara yakin kalau Anda punya sebuah senjata luar biasa dalam kehidupanmu? Asalkan Saudara sudah terima dan percaya YESUS sebagai TUHAN, JURU SELAMAT, dan RAJA atas kehidupanmu, maka Saudara sudah punya senapan handal itu: Iman kita! Yang menjadi persoalannya, apakah kita sudah menerima YESUS dan memakai senapan handal itu? Kebiasaan dari kita, lebih baik diam/malas...alias karatan!! ... ooo mate ma hita!!! Si bolis itu luar biasa jahatnya dan bisa menghancurkan kehidupan dan masa depan kita !!

Seorang prajurit akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghancurkan setiap musuh untuk memuliakan rajanya dan kerajaannya. Begitu pula dengan kita, kita ini adalah para prajurit ALLAH dari kerajaan sorga. Kita tidak seharusnya kalah dengan permasalahan dan kelemahan yang ada di dunia ini. YESUS lebih besar di atas segala sesuatu. Amin?? ... sehingga setiap masalah dapat kita tanggung bersamaNYA untuk memuliakan ALLAH sebab jati diri kita yaitu anak anak ALLAH. Jadi bertindaklah dengan IMAN !!

Tuhan Yesus memberkati kita, anak anak RAJA. Amin....Amin....Amin....
ORANG MUDA SIAP MELAYANI

 Bacaan :  Matius 20 : 20 - 28
 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Matius 20 : 28
Sahabat Muda, kita sebagai kaum muda yang merupakan generasi penerus Gereja harus berani menjadi terang dan garam dunia. Tentunya dalam porsi kita masing-masing. Setiap kita memiliki talenta yang berbeda-beda. Bapa telah mengaruniakan dan membekali anak-anaknya dengan kemampuan yang beragam, dengan maksud agar kita mengembangkannya, seperti perumpamaan tentang talenta dalam Injil Matius (Mat. 25:14-30).
Sahabat Muda, dalam pelayanan kita, kita tidak harus menjadi matahari yang gagah dan mampu menyinari setiap penjuru dunia. Cukuplah menjadi lilin kecil yang rela meleleh untuk menerangi ruang yang gelap dan kosong. Beberapa dari antara kita mungkin ada yang berpikiran, “Untuk apa aku melayani? Males ah.. Itu adalah tugas mereka orang dewasa.” Atau ada juga yang berpikiran, “Aku ini masih muda, apa yang bisa aku lakukan dengan segala keterbatasanku?”, atau saat kita berbeda pandangan dengan rekan-rekan, kita terkadang terlalu cepat mengambil keputusan untuk apa saya melayani, saya tidak layak. Atau saya mundur saja dari pelayanan ini.
Sahabat Muda, justru kita orang mudalah masa depan Gereja. Bila tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? Bukan tunggu nanti sudah tua kita baru mau melayani. Melayani itu tidak semata-mata berdiri di depan mimbar, menjadi singer, pemain musik, atau hal-hal lain yang indentik dengan “tampil ke muka umum”. Namun, melayani dalam arti yang sesungguhnya (paling tidak bagi saya) adalah dimana kita berani menjadi saksi Kristus lewat tingkah laku kita yang konkrit dengan segala keberadaan dan kerelaan hati kita. Menurut saya, itu sudah cukup untuk menjadi seorang pelayan sejati. Dalam melayani pasti ada saja tantangan dan godaan.
Sahabat Muda, Tuhan tidak pernah melihat kemampuan atau ketidakmampuan kita. Tidak juga kehebatan atau kecakapan kita. Yang Ia lihat hanyalah kesediaan kita untuk menjadi pelayan-Nya yang taat dan setia. Jangan takut untuk berkarya walau kita masih muda karena orang-orang muda siap melayani bersama Tuhan. (Ferli K).

You are here

Melalui Keunikannya Wanita Berfungsi & Menjadi Teladan



Ketika sisi keunikan wanita dipulihkan, maka ia dapat berfungsi dengan benar. Apa kata Firman Tuhan tentang “Fungsi” wanita? Kitab Kejadian 2:18 berkata:
“Tuhan Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.
Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi penolong yang sepadanartinya dapat bersanding dengan pria. Ia adalah penolong yang sepadan dalam keadaan apapun dan dalam kelompok usia manapun (remaja, single maupun menikah). Tujuan awal Allah menciptakan wanita adalah menjadi penolong yang sepadan, didalam lingkungan keluarga, pekerjaan maupun pelayanan.
Bagi wanita single, ia harus belajar menjadi penolong dengan cara melayani orang lain, mengasihi dan bersedia untuk menerima kasih dari orang-orang sekitarnya. Bila ia sudah menikah, ia harus melayani suami dan anak-anaknya.
Tidak hanya keluarganya tetapi ia juga harus belajar melayani orang-orang lain. Allah menciptakan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik (Efesus 2:10). Menjadi penolong adalah tujuan hidup wanita didunia dan harus dimulai sejak masa single, sehingga pada saat menikah ia akan tetap menjalaninya tanpa merasa kurang berharga sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anaknya.
Banyak wanita melihat kata “penolong” sebagai hal yang kurang berharga dibandingkan dengan pria sebagai kepala-“Pemimpin”. Roh Kudus adalah Roh Penolong bagi kita semua (Yohanes 14:16). Penolong berbicara tentang fungsi, bukan inferioritas. Untuk menjadi seorang pelolong, setiap wanita harus belajar memiliki sikap hari “tunduk” dengan menghormati pria.
Menghormati bukan berarti pria lebih hebat atau lebih kuat dari wanita, sikap hati tunduk artinya menghormati mereka sebagai kepala seperti yang Tuhan inginkan dalam 1 Korintus 11:3. Bila kita melakukannya berarti kita mentaati perintah Tuhan, bukan sedang menunjukkan bahwa wanita kurang berharga dari pria.
Saat seorang wanita menikah, ia harus belajar untuk menundukkan diri kepada suami. Demikian juga suami harus mengasihi istri seperti yang tertulis dalam Efesus 5: 22-24.
Hai Istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala Jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu”.(Efesus 5: 22-24)
Untuk dapat menjalankan fungsi sebagai penolong dalam keluarga, maka wanita memerlukan sikap penundukan diri yang benar, bukan atas dasar paksaan melainkan karena ketaatan  pada Firman Tuhan, sehingga mendatangkan berkat dan kemuliaan bagi Tuhan. (sl)
(Sumber: MUTIARA KEHIDUPAN WANITA – 30 Hari merenungkan Firman Tuhan dan belajar menjadi bijak).

YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
JULKARNAEN ARITONANG yang berulang tahun pada tanggal 11 Februari
BPK BUJANG TJENDANA yang berulang tahun pada tanggal 14 Februari
IBU LILI yang berulang tahun pada tanggal 17 Februari

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Selasa, 06 Februari 2018

Warta Jemaat 4 Februari 2018

Ringkasan Khotbah 28 JANUARI 2018

TEMA : PENGAKUAN HARUS DISERTAI DENGAN AKTION
AYAT POKOK : II Samuel 7 : 18-22,29
PEMBICARA : Pdt. Okky Filipus S.

II Samuel 7 : 18-22,29 ➠ ayat-ayat ini merupakan sebuah pengakuan yang disampaikan oleh Daud kepada Tuhan.

Bicara pengakuan hampir semua orang bisa mengakui keberadaannya karena Tuhan contoh : pengakuan seorang pengacara kondang ketika diwawancarai.Tapi apakah cukup hanya dengan pengakuan?kalau saudara pacaran apakah saudara puas hanya dengan pengakuan?tapi tidak ada aktionnya?Tuhan mau dengar pengakuan tapi disertai aktion/tindakan yang kita tunjukkan kepada-Nya.

Kita lihat beberapa orang dalam Alkitab yang bukan hanya pengakuan tapi juga ada aktion :
1. Yesus
Roma 5 : 8 ➠ Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita.Yesus telah mati dan menebus kita saat kita masih berdosa.
2. Daud
II Samuel 7 : 1-3 ➠ lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu sebab Tuhan menyertai engkau.Aktion Daud mau membangun rumah Tuhan II Tawarikh 5 : 1
3. Paulus
Kisah Para Rasul 20 : 24 ➠ aku tidak menghiraukan nyawaku,I Korintus 15 : 10 → aku ada karena kasih karunia Allah,Lukas 7 : 37
4. Zakeus
Lukas 19 : 5-9 

Saudara Tuhan mau bukan hanya pengakuan kita saja tapi Allah mau tindakan kita kepada Tuhan dan melakukan Firman-Nya.Amin

JEMAAT BEREA: Hati Yang Rela

Baca :  Kisah Para Rasul 17:10-15
"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."  Kisah 17:11
Alkitab mencatat bahwa jemaat di Berea disebut lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika.  Mengapa bisa seperti itu?  Jemaat di Berea bisa menjadi orang-orang yang jauh lebih baik karena mereka menerima firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus dan Silas dengan segala kerelaan.  Artinya mereka mau belajar, dibentuk dan diproses oleh firman Tuhan.  Ini adalah dampak dari kuasa firman Tuhan!  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).

     Dinyatakan bahwa  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Orang yang mendengar firman dengan sungguh-sungguh, menyimpan dalam hati dan memraktekkan dalam hidup sehari-hari hidupnya pasti diubahkan dan hatinya dipulihkan, sehingga tercermin dalam setiap perkataan dan tindakan yang menjadi baik.  Karena begitu mengasihi Tuhan, jemaat di Berea rela hati untuk dibentuk oleh firman Tuhan.  Ini menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati Tuhan dan menghargai firman-Nya.  Perhatikan apa yang dilakukan oleh jemaat di Berea!  "...dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."  (ayat nas).  Artinya mereka rela menyediakan waktu untuk mempelajari Kitab Suci setiap hari.  Keberadaan jemaat di Berea benar-benar telah menjadi kesaksian yang baik!

     Sementara, banyak orang Kristen tidak rela memberi waktu untuk berdoa dan baca Alkitab, apalagi menyediakan waktu secara khusus untuk menyelidiki dan mempelajari Alkitab.  Tidaklah mengherankan jika di setiap ibadah-ibadah pendalaman Alkitab seringkali sepi orang dan sedikit sekali peminatnya.

Hidup kita pasti menjadi berkat bila hati kita rela dibentuk oleh firman Tuhan.

Berlari Dengan Tujuan

Ada Banyak orang yang menjalankan dan mengisi kehidupannya dengan segala sesuatu yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas.
Hidup ini harus berencana dengan tujuan jelas, kalau dulu kita menjalani kehdupan dengan hasil pengelolaan pikiran pribadi / kemauan pribadi tetapi sekarang setelah di dalam Tuhan pikiran kita harus selaras dengan perencanaanNya.
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20)

Kita pernah mendengar bahwa kesuksesan seseorang selalu didukung dengan keterampilan, pengetahuan, tekun, dan kerja keras serta momentum yang tepat, namun:
“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” (Mazmur 127:1)

Paulus pernah berkata dalam 1 Korintus 9:24-26, ” Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”

Banyak orang Kristen hidupnya seperti memukul udara, energi yang dikeluarkan sia-sia, ia kekurangan hikmat, kekurangan keterampilan, kekurangan ketekunan, gagal dalam perencanaan, ada kesalahan dalam hal apa yang sedang dilakukan dan apa yang harus dilakukan, akibatnya hidup penuh ‘kepahitan’ sampai akhirnya tidak terasa ia ada dalam belenggu ‘perbudakan’.
PERGUMULAN HIDUP DISITULAH ADA KEKUATAN ALLAH


 “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurnaII Korintus 12 : 9a

Sahabat Muda, Siapa dari kita yang tidak pernah merasakan tekanan hidup? Apapun status sosial, profesi, dan bagaimanapun tingkat kemapanan hidup kita tetapi yang namanya pergumulan hidup pasti akan kita rasakan. Bahkan ada kalanya kita akan berada pada situasi dimana kita merasa tidak dapat lagi berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kita bisa lihat bagaimana kisah kehidupan Raja Daud, dia seorang raja yang mengalami banyak pergumulan dalam hidupnya. Bagi Raja Daud untuk menghadapi pergumulan itu tidak mudah, tetapi disitulah kekuatan Allah bekerja bersama Raja Daud, (2 Samuel 5 : 10 : “Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.”).
Sahabat Muda, ada sebuah kata bijak begini “We don’t grow when things are easy; we grow when we face challenges” kata bijak ini ingin mengiatkan kita, bahwa hidup ini tidak tumbuh dari hal-hal yang mudah, tetapi hidup kita tumbuh ketika kita menghadapi tantangan. Berarti pergumulan hidup adalah kekuatan Allah.
Sahabat Muda, jangan merasa diri kita tidak berarti karena kita mengalami penolakan, permasalah, bahkan pergumulan dalam hidup kita. Tuhan Yesus juga pernah mengalaminya. Mari kita lihat dalam Markus 6 : 1 – 5, dikatakan bahwa Tuhan Yesus ditolak di kotanya sendiri. Kisah yang sama didalam bacaan kita hari ini yaitu di II Korintus 12, dimana Rasul Paulus mengalami pergumulan yang hebat di dalam perjalan hidupnya. Kita tahu bahwa kisah Rasul Paulus ini adalah seorang antikris. Tetapi apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus pada pasal 12 ayat 9a dalam bacaan kita hari ini, ia mengatakan bahwa “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” disambung dengan ayat 10 dikatakan “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” kita bisa lihat kisah-kisah nyata dalam “Never Give Up” dalam kehidupan ini. Kita bisa lihat kisah hidup Ron Heagy mohon maaf dia seorang yang cacat dalam hal fisik, ia tidak punya tangan dan kaki, tetapi ia mengatakan bahwa dalam kekuranganku aku bisa melihat dunia ini.
Sahabat Muda, kekuatan Allah selalu ada karena 1) Allah berkarya dalam hidup kita; 2) Allah berkarya dalam setiap pergumulan hidup; 3) Allah hadir menguatkan kita dalam segala pergumulan. Allah menguatkan ketika aku lemah. Kekuatan Allah menyegarkan aku kembali, membuat aku kuat dalam melangkah. Jika aku lemah, maka aku kuat. Jika aku bergumul disitulah ada kekuatan Allah. Amen.

You are here

Perempuan dan Keluarga

2.A. PERAN IBU DALAM RUMAH-TANGGA
Ibu adalah salah satu tonggak penting dalam keluarga. Sejak awal penciptaan manusia, Hawa melengkapi kebutuhan Adam. Ia melengkapi kebutuhan emosi, intelektual, dan sosial Adam. Kekosongan dalam diri laki-laki diisi oleh peran perempuan, demikian sebaliknya. Itulah yang menjadi dasar suatu pernikahan. Didalam Alkitab tidak pernah disebutkan bahwa perempuan adalah makhluk ciptaan kelas dua dan menurut pandangan kristiani, perempuan mempunyai martabat yang setara dengan laki-laki.
Tetapi dalam kehidupan berkeluarga Firman Allah mengajar kepada kita demikian :
Efesus 5:22-33 KASIH KRISTUS ADALAH DASAR HIDUP SUAMI-ISTERI
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya. 5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. 5:33 Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Dr. Wayne Grudem, seorang profesor yang cukup terkenal saat ini mengatakan: "Penundukan seorang isteri kepada suaminya bukanlah penundukan yang membabi-buta melainkan penundukan yang menjadi naturnya dia untuk mau takut dan taat kepada Kristus." Konsep tunduk yang dijabarkan oleh Rasul Paulus itu adalah:
2.A. 1. TUNDUK KEPADA ALLAH ( Efesus 5: 22)
Penundukan yang bukan karena dipaksakan melainkan penundukan dari spiritual. Tunduk bukanlah hal yang mudah. Setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk memberontak, ingin berkuasa dan menentukan tujuan hidup sendiri. Namun salah satu kunci rahasia kebahagiaan kehidupan adalah dengan mengizinkan Allah menjadi Tuhan dalam kehidupan kita.
Markus 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Uangan 6:24 TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.
Wahyu 14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Bila hal ini dilakukan maka seorang istri akan merasa mudah tunduk kepada suami, sebagaimana seharusnya dalam Tuhan.
Kolose 3:18-19, 3:18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
2.A.2. TUNDUK KEPADA SUAMI ( Efesus 5: 22)
Seorang istri yang tunduk kepada suami tidak berarti mencampakkan kecerdasan, ketrampilan, dan segala potensi yang dimiliki oleh seorang istri. Seorang suami atau istri jika tidak menjalankan fungsinya sesuai dengan perintah Allah, akan menghadapi kesulitan dalam kehidupan rumah tangganya.
1 Korintus 11:3 11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Seorang isteri yang sejati harus kembali kepada fungsinya yang sejati serta memiliki kerelaan untuk taat kepada Allah. Ketika ia mulai mau menundukkan diri kepada Kristus sebagai pusat kehidupannya maka itu akan memunculkan sikap penundukan kepada suaminya dan kondisi kenaturalan kewanitaan itu disebut Womanhood. Konsep ini sudah muncul sejak di jaman Abraham, dimana Sarah begitu tunduk kepada Abraham dan memanggil suaminya sebagai tuannya.
Seorang istri harus menghormati suaminya sekalipun ia tidak layak menerimanya. Dalam Petrus 3:1-6, Petrus menekankan agar para istri menghargai dan tunduk kepada suami mereka yang "tidak taat kepada Firman" (ayat 1). Hal ini kedengarannya tidak masuk akal tetapi Petrus menambahkan bahwa suami yang demikian ini bisa dimenangkan oleh kelakuan istrinya yang saleh.
1 Petrus 3:1-6 HIDUP BERSAMA SUAMI-ISTERI 3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, 3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Tunduk disini adalah tunduk yang tidak mengorbankan iman Kristen dan ketaatan kepada Firman Tuhan dan kesetiaan kepada Kristus. Dalam hal ini istri bisa menolak ajakan atau perintah suami apabila ajakan atau perintah tersebut bertentangan dengan Firman Tuhan dan merusak kesetiaan kepada Kristus. Harus diingat, walaupun sudah seorang perempuan telah menjadi istri seorang seorang laki-laki, namum tetaplah perempuan itu sebagai "hamba Allah"
1 Korintus 7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
1 Petrus 2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Ketika seorang wanita bisa memposisikan dirinya secara tepat terhadap suaminya, itu justru membangun satu kebahagiaan di dalam keluarga. Dan disini bagaimana seorang wanita menampilkan, menyatakan dan memproses diri, taat dan berpusat pada Kristus yang direfleksikan kepada suaminya.
Konsep tunduk seorang istri bukan berarti tunduk secara pasif (semua beban dilempar kepada suami) karena itu merupakan satu bentuk dari pemberontakan, tetapi tunduk aktif dengan memberikan ide dalam mencari pemikiran, yang dipikirkan dari sudut pemikiran suami. Ketika sang suami sedang memikirkan suatu gagasan/masalah, bagaimana sang istri memberikan input yang terbaik buat suaminya, sehingga suaminya dapat mengaktualisasikan apa yang ia gumulkan. Sehingga peran istri disini mengisi, khususnya bagian-bagian detail yang tidak terpikirkan oleh suami.
Seorang pria cenderung untuk berpikir secara global, oleh sebab itu seorang istri harus mempunyai ketajaman analisa alternatif, kesulitan dan dampak yang lain yang akan dihasilkan dari pergumulan tersebut. Dan itu menjadikan seorang isteri support kepada apa yang suaminya inginkan secara positif.
Memang kita akan melihat bahwa suami yang memutuskan tetapi dibelakangnya ada isteri yang memberikan pertimbangan terbaik bagi keputusan tersebut. Didalam otobiografi tokoh-tokoh penting di dunia akan kita dapati bahwa keputusan-keputusan tersebut terjadi karena mereka memiliki istri yang sangat mendukung, namun sebaliknya dibalik para penjahat yang hebat juga terdapat isteri yang sangat merusak. Sehingga kita sekarang mengetahui bagaimana posisi seorang isteri akan sangat berpengaruh bagi suaminya. Seperti Sarah yang selalu memberikan input, dan dukungan didalam Abraham menjalankan ide dan pelayanannya, dan ia tidak pernah menghalangi apa yang menjadi garis perjalanan dan tugas Abraham.
2.A.3. MENGASIHI KELUARGA
Titus 2:4 2:4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,
Seorang ibu harus mengutamakan keluarganya. Jika seorang ibu terlalu dibebani oleh tekanan ekonomi sementara peluangnya untuk karier terbuka lebar, maka ia dengan mudah akan mengabaikan keluarganya. Namun seorang ibu yang bijaksana haruslah dapat meluangkan waktu dan menyimpan energi untuk keluarganya. Perlu diingat bahwa salah 353u karakteristik dari keluarga yang berhasil adalah daya tarik cinta kasih seorang ibu. Kasih ini tak dapat digantikan oleh siapapun.
Dalam mengurus rumah tangganya, Seorang ibu akan menunjukkan teladan tentang penguasaan diri, kebaikan, dan kekudusan dalam pikiran serta hati (Titus 2:5)
Titus 2:5 2:5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.
Hal-hal tersebut tidaklah mudah dilaksakan. Namun hal itu akan dapat terwujud jika kita memelihara hubungan dengan Allah melalui aktivitas-aktivitas seperti doa, pembacaan Alkitab, dan menerima pengajaran Alkitab yang benar.
Keindahan seorang istri bukan dari dandanan/ keindahan lahiriah yang tampak diluar saja. Alkitab banyak mengajarkan bagaimana seorang perempuan dapat menjadi seorang perempuan yang sejati.
2.B. PERAN SUAMI DALAM RUMAH-TANGGA
Keluarga harus mencerminkan prinsip Kerajaan Allah. Bila cermin pemerintahan Allah ada dalam suatu rumah tanggga, berarti Yesus ada di atas suami. Dalam hal ini wewenang yang dimiliki suami bukan wewenang untuk digunakan semena-mena. Tetapi wewenang yang dibungkus dengan kasih Kristus demi kemuliaan Allah dan tegaknya rumah tangga Allah atau pemerintahan Allah dalam keluarga. Untuk ini seorang suami harus menjadi imam. Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa hubungan suami istri dapat menjadi lambang hubungan Kristus dengan jemaat (Efesus 5:32).
Allah menentukan suami harus menjadi imam dalam keluarga. Seperti Kristus berkorban untuk jemaat, demikian pula suami harus berkorban bagi keluarga. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah Bapa dalam Kejadian 3:19, bahwa manusia (laki-laki) akan berpeluh dalam mencari nafkah. Sebagai "penolong", istri dapat membantu suami mempertahankan ekonomi keluarga, tetapi suami tidak boleh menjadikan istri "sapi perahan" guna menunjang kebutuhan keluarga.
Dalam Efesus 5:25, disebutkan bahwa suami harus mengasihi istri seperti "Kristus mengasihi jemaat". Dalam hal ini, suami harus melihat kasih Kristus sebagai prototype atau teladan kasih yang harus dikenakan terhadap istri. Untuk itu kita harus mengerti tempat Kristus bagi jemaat. Kristus adalah kepala atau pemimpin yang memimpin kepada kebenaran
Ibrani 12:1-5 NASIHAT SUPAYA BERTEKUN DALAM IMAN
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. 12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. 12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. 12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Ini berarti supremasi suami terhadap istri bukanlah kewenangan untuk berlaku sewenang-wenang, tetapi memimpin istri kepada kebenaran. Dalam hal ini suami harus menjadi teladan iman dan pemimpin rohani dalam keluarga. Suami sebagai kepala istri maksudnya adalah bahwa suami harus menjadi terdahulu dalam membawa anggota keluarga termasuk istrinya kepada Tuhan. Jadi kewenangan suami diatas istri bukanlah alat untuk memperalat atau memanfaatkan istri guna pelampiasan keinginan pribadi, sebab bila hal ini terjadi, maka hubungan suami istri sudah menjadi sebuah "perbudakan". Idealnya suami harus mampu menjadi "gembala sidang keluarga".
2.C. ISTRI YANG DOMINAN
Tidak jarang kita jumpai ada keluarga dimana Suami tidak ditempatkan sebagai "kepala" atau sebagai "imam" dalam keluarga. Seorang Istri bisa menjadi sangat dominan penentu keputusan dalam keluarga. Ini banyak terjadi ketika si istri mempunyai karir lebih hebat, punya kemampuan intelektual lebih dari sang suami. Atau mungkin karena sang istri memang mempunyai sifat "dominan".
Sikap istri yang terlalu dominan membawa suasana rumah-tangga menjadi tidak sehat. Lazimnya memang laki-laki yang memegang kendali keluarga (sesuai Firman Allah). Sikap dominan istri akan menimbulkan konflik bagi jiwa si suami dan anak-anaknya. Mungkin konflik ini kadang tidak terlihat nyata karena mungkin sang suami tidak mempermasalahkan bahwa istri yang memegang "perintah". Tetapi ini tetap saja akan menjadi suatu konflik sebab "nature" laki-laki adalah diciptakan untuk menjadi "imam".
Hakekat perempuan sejak semula diciptakan adalah sebagai "penolong yang sepadan" bukan untuk menguasai suami, janganlah menuntut yang berlebihan akan merusak seluruh tatanan kehidupan
Roma 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Hirarkhi yang benar adalah :
1 Korintus 11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Sekalipun pria menjadi kepala, ini bukan berarti istri tunduk membabi buta. Tetapi istri tetap harus tunduk sejauh mana keputusannya tidak melenceng dari Firman Allah
Memang kadang-kadang kita jumpai ada ketimpangan diantara suami-istri. Sang istri mungkin jauh lebih pandai, lebih pintar mencari uang, lebih cakap dan sebagainya. Apabila suami "memiliki kekurangan", maka sebaiknya istri lebih banyak bisa menopang suaminya dalam kasih dan doa. Sebab istri akan memiliki kepekaan yang lebih atau waktu yang lebih untuk perkara-perkara rumah-tangga. Namun apabila istri memiliki "kekurangan" dibanding suami, maka sang suami akan menjadi pelindung yang penuh kasih.
Dalam keluarga kehidupan "doa" sangat penting, seorang istri yang suka berdoa dan bersekutu dengan Allah dan menjadikan hal itu sebagai gaya hidupnya, dengan sendirinya akan bersikap "taat dan kasih" terhadap suaminya. Karena ketika kita bersekutu dengan Allah, kita ditempatkan sebagai "murid dan anak-anak Allah" yang mencintai kedamaian.
2.D. KETURUNAN DALAM KELUARGA
Dalam masyarakat kita, masih ada faham "keluarga belumlah lengkap atau sempurna, apabila belum mendapatkan anak laki-laki". Sekalipun keluarga tersebut sudah dikaruniai lebih dari dua anak perempuan, mereka masih berusaha keras mendapatkan anak laki-laki. Dalam hal ini sepertinya kita menganggap anak-anak perempuan bukanlah anugerah Allah yang istimewa. Tidak jarang juga keluarga ini kemudian menempuh cara "artifisial medis" untuk mendapatkan anak laki-laki.
2.E. PROFESI IBU RUMAH TANGGA
Syukur bahwa sudah menjadi hal yang lazim, perempuan Indonesia mengenyam pendidikan tinggi. Tidak jarang perempuan menjadi peraih nilai terbaik di kelasnya. Setelah mendapat derajat sarjana para perempuan terjun di dunia kerja. Cukup banyak perempuan yang menjadi tenaga andalan perusahaan atau lembaga pemerintah. Akan tetapi ketika tiba giliran ia menikah dan mempunyai anak-anak, banyak diantara mereka yang akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga.
Menjadi ibu rumah tangga, itu juga merupakan "profesi mulia", saya tidak pernah meremehkan profesi ini. Secara kodrati perempuan lebih unggul dalam kehidupan sebagai pemelihara keluarga. Ketika Perempuan memutuskan dirinya untuk menjadi "ibu rumah tangga" dalam artian tidak ada paksaan dari suami. Disinilah tercermin sebuah "pengorbanan" dari pihak perempuan yang komit terhadap keluarganya dan melepaskan kegiatan diluar rumah dan memberikan semua waktunya untuk suami dan anak-anak. Namun sayang, banyak tokoh-tokoh perempuan tidak mau mengakui "pekerjaan ibu rumah tangga sebagai profesi" dan menganggap profesi ini adalah "inferior" atau pelecehan terhadap kemampuan intelektualitas perempuan.
Ibu rumah tangga bukanlah profesi inferior!. Dalam mendidik anak dalam keluarga juga diperlukan intelektualitas, maka faham yang mengatakan "buat apa sekolah tinggi-tinggi, jika akhirnya diam dirumah menjadi ibu rumah tangga" itu salah besar. Rumah adalah pusat pendidikan bagi anak-anak kita, rumah adalah pusat pelatihan etika dan intelektualitas bagi anak-anak. Siapakah yang mengajari anak-anak kita misalnya mengucapkan "terima-kasih" saat menerima sesuatu dari seseorang. Tentu peran seorang ibu yang memberikan andil besar dalam pendidikan dasar ini, bukan?. Maka sangatlah penting sebuah pendidikan dan intelektualitas yang dimiliki oleh seorang ibu sebagai modal mendidik anak-anaknya nanti.
Jangan pernah dilupakan peran perempuan sebagai ibu telah masuk ke dalam "rekan sekerja373354an Bapa kita di Surga untuk memberikan kasih dan pendidikan/ pengajaran kepada kepada anak-anak yang semuanya adalah umat Allah sebagai pewaris kerajaan Surga.
Besarnya peran perempuan sebagai ibu dalam rumah tangga tergambar dalam kutipan berikut :
Jantung masyarakat dan jantung suatu bangsa ialah rumah tangga. Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat, kemakmuran bangsa tergantung atas pengaruh-pengaruh rumah tangga. Rumah haruslah menjadi tempat yang paling menarik kepada anak-anak dalam dunia ini Kehadiran ibu haruslah menjadi penarikan yang paling besar di keluarganya. Kesejahteraan masyarakat, kemajuan jemaat dan kemakmuran bangsa sangat tergantung pada seorang ibu.
Menjadi ibu rumah tangga, tanggung jawabnya adalah tanpa batas waktu. Dari generasi ke generasi. Karena apa yang sekarang diajarkan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya, hal itu juga yang akan diturunkan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Layaknya seorang presiden, seorang ibu juga bertanggung jawab atas masa depan suatu Bangsa dan masyarakat. Dengan demikian menjadi seorang ibu rumah tangga sama penting artinya dengan menjadi seorang presiden di suatu negara.
2.F. KONFLIK DAN MASALAH DALAM KELUARGA
Tidak ada keluarga tanpa konflik dan masalah. Konflik dan masalah hanya akan berhenti di saat seseorang meninggal dunia. Artinya selama kita hidup pasti mengalami masalah. Persoalan utamanya adalah bisa atau tidaknya kita mengatasi masalah tersebut. Karena kita bertumbuh atau tidak hanya ditentukan oleh faktor tersebut. Seseorang diukur kedewasaannya ketika dia mampu mengatasi konflik-konflik yang dihadapi. Semakin kita dapat mengatasi konflik, semakin menentukan pertumbuhan kita untuk menjadi sekarakter dengan Kristus.
Masalah akan bertumbuh hebat ketika masing-masing anggota keluarga terlalu menuntut satu-sama lain menjadi sosok sempurna seperti keinginannya. Menuntut seseorang menjadi sempurna seperti yang kita idolakan tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik yang sesuai dengan kemauan kita, sebaliknya kita akan semakin frustrasi ketika apa yang kita harapkan itu tidak kunjung tiba.
"There is no perfect life" kata orang bijak, agaknya pengertian ini sangat tepat. Kehidupan sempurna hanya akan kita terima saat kita kembali ke Rumah Bapa hidup bersama-sama dengan Allah dalam tubuh kemuliaan. Selama kita di dunia ini akibat dari dosa warisan sejak zaman Adam, kita tidak akan menemukan kehidupan yang benar-benar sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna!
Rakyat Amerika walaupun terkenal dengan kehidupan seks bebas, tetapi selalu menuntut presiden-nya "immune" dari dosa susila. Kita semua tahu dari kasus-kasus Presiden Clinton, yang akhirnya kita ditemukan kepada suatu konklusi bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Demikian juga dalam keluarga, sehebat apapun kata orang tentang kesempurnaan keluarga itu, akan selalu ditemukan ada "hal yang tidak beres" yang pernah terjadi atau yang sedang terjadi.
Lalu bagaimana mengatasi konflik/ masalah dalam keluarga? Yang pertama adalah "Mencegah Konflik/ masalah", dan yang kedua adalah "Mengatasi/ mengobati Konflik/ masalah". Pada dasarnya mencegah tentulah lebih baik daripada mengobati.
Konflik dan masalah bisa terjadi ketika masing-masing tidak menjadi pendengar yang baik, saat pasangannya berkeluh kesah. Ketika salah satu pihak tidak mengargai pembicaraan dalam suatu dialog. Konflik di antara suami istri adalah merupakan target iblis. Waktu suami istri konflik, iblis pun bertepuk tangan, suami istri harus meenyadari hal ini dan saling mengingatkan. Jangan serang pasangan (jangan saling melukai) tetapi utarakan perasaan. Perasaan yang kita utarakan adalah netral.
Kalau anda punya problem dalam mengutarakan perasaan secara lisan, lakukan secara tertulis (surat cinta). Kadang-kadang kalau sudah lama menjadi suami-istri, masing-masing akan merasa "risi/ enggan" untuk melakukan ini. Namun cara ini kadang bisa menghasilkan hal yang baik.
Buat komitmen ajaklah keluargamu "berdoa bersama" (berpegangan-tangan) ketika sudah sulit berkomunikasi. Ini cara yang sangat baik dimana masing-masing mencari kehendak Tuhan, dan bukan memaksakan keinginan pribadinya (egois). Kehendak dan kepentingan Tuhan ditempatkan di tempat yang utama.
1 Korintus 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Pengungkapan kasih secara verbal dan tindakan fisik sangatlah penting dalam berkeluarga; mengatakan "aku mengasihimu/ I love you" atau memeluk dan memegang tangan adalah suatu pengungkapan perasaan yang sederhana sekali. Namun sayang hal yang mudah ini sering terlupakan untuk dilakukan. Sehingga kemudian sebuah keluarga mudah jatuh dalam suatu konflik.
1 Yohanes 4:7-8 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih

YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
IBU HERYENTI yang berulang tahun pada tanggal 5 Februari

BPK WIE-WIE yang berulang tahun pada tanggal 7 Februari

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts