Minggu, 10 Juni 2018

Warta Jemaat 10 Juni 2018

Ringkasan Khotbah 3 Juni 2018

TEMA : Mengatasi rasa takut
AYAT POKOK :1 Samuel 27 : 1-2
PEMBICARA : Pdt. Okky Filipus S.

1 Samuel 27 : 1-2 → besiaplah Daud

Daud dikejar-kejar oleh Saul dan mau dibunuh, ketakutan terus mengejar Daud akhirnya dalam ayat ini mengambil keputusan untuk berlindung di negeri orang Filistin dan tindakan ini tidak dibenarkan.Karena ketakutan Daud mengambil jalan pintas, dalam hidup kita seringkali dikejar oleh berbagai macam ketakutan. Kalau kita tidak atasi ketakutan itu maka bisa jadi kita mengambil keputusan yang salah yang salah kita harus bisa mengatasi rasa takut dalam hidup kita.

Bagaimana mengatasi rasa takut?
1. Tingkatkan untuk mendengar firman Tuhan 
1 raja-raja 19 : 1-8 → maka bangunlah Ia lalu makan dan minum. Elia mengalami ketakutan karena mau dibunuh oleh Izesel elia merasa ingin mati namun ia kuat setelah makan 2x roti dan air (firman Tuhan). Jangan suka dengan kita perlu mendengar firman Tuhan 2x ganda untuk mengatasi rasa takut kita.
2. Percaya janji Tuhan
Kejadian 15 : 1-6 → Abraham percaya akan janji Tuhan. Awalnya Abraham takut karena kekayaannya banyak dan akan diwarisi oleh pembantunya Eliezer. Namun kepercayaan Abraham kepada janji Tuhan dan rasa takutnya dapat teratasi Mazmur 56 : 4 → waktu aku takut aku ini percaya kepadamu. Saudara kita harus percaya kepada janji Tuhan dan rasa takut kita bisa teratasi.
3. Berdoa
Kejadian 32 : 7-9 → yakub takut pada Esau sampai sesak hatinya. Yakub dengan Esau karena ia pernah menipu Esau dan Yakub takut dan pergi. Yakub mengalami ketakutan setiap hari kemudian ia berdoa dan akhirnya rasa takut yakub hilang setelah ia bertemu dengan Esau kakaknya. Ayat 9-12 → yakub berdoa dan ia dapat atasi rasa takutnya 2 Raja-raja 20 : 1-5 → Hizkia berdoa di tengah ketakutannya.

Kita harus berdoa untuk mengatasi rasa takut kita jika ke3 hal ini bisa melekat dalam hidup kita maka ketakutan apapun dalam hidup kita, kita bisa atasi sehingga kita tidak mengambil keputusan yang salah.Amin

KEKUDUSAN SEBAGAI SUMBER BERKAT

Baca : 1 Petrus 1:13-25
"tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,"  1 Petrus 1:15

TSalah satu tanggung jawab paling berat dalam hidup kristiani adalah hidup dalam kekudusan.  Topik tentang kekudusan adalah hal yang paling tidak disukai dan juga sering dihindari oleh kebanyakan orang Kristen.  Sebaliknya orang lebih berminat dan tertarik pada khotbah-khotbah atau pelajaran yang bertema berkat, mujizat, kesembuhan atau pemulihan;  padahal kekudusan adalah kehendak Tuhan yang harus ditaati!

     Kekudusan adalah standar hidup yang Tuhan tetapkan bagi orang percaya!  Salah satu arti dari kata  'kudus'  (bahasa Ibrani kadosh)  adalah naik lebih tinggi.  Artinya Tuhan memanggil orang percaya untuk hidup sesuai dengan standar-Nya, level hidup yang naik ke arah Kristus, yaitu hidup sebagaimana Kristus hidup.  Tidak ada alasan atau dalih untuk hal itu!  Sebab Tuhan sudah memberikan Roh Kudus untuk menyertai kita, memampukan, menguatkan, mengajar dan menuntun kita kepada kebenaran  (Yohanes 16:13);  Tuhan juga sudah memberikan firman-Nya untuk menjadi pola hidup orang percaya.  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Karena itu rasul Paulus menasihati,  "...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan."  (Ibrani 12:14).

     Di zaman sekarang ini kebanyakan orang lebih mengejar hal-hal yang bersifat duniawai:  keberhasilan, kesuksesan, kekayaan, popularitas dan sebagainya.  Demi mengejar kesemuanya itu mereka tidak lagi menempatkan perkara-perkara rohani sebagai hal yang utama, mengesampingkan perkara-perkara rohani.  Padahal kalau kita mau sungguh-sungguh hidup dalam kekudusan dan mengutamakan perkara-perkara yang dari Tuhan semua berkat pasti Tuhan sediakan bagi kita.  Sesungguhnya kekudusan adalah kunci untuk mengalami berkat-berkat dari Tuhan.  Tetapi banyak orang tidak mau tunduk pada pimpinan Roh Kudus, tidak mau menaati firman Tuhan dan memilih untuk mengikuti keinginan daging dengan segala hawa nafsunya.  Inilah kehendak Tuhan bagi orang percaya:  "...supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya."  (Efesus 1:4).

Berkat Tuhan tersedia bagi orang-orang yang hidup seturut kehendak-Nya!

Hebat dan Sedahsyat Apakah Allah Kita, Apakah Allah Eksis Hingga Saat Ini?

Ini adalah sebuah pertanyaan yang konyol atau bahkan kurang ajar, tapi pertanyaan ini pernah muncul dalam hati dan pikiran saya sewaktu mama saya tercinta dipanggil pulang ke rumah Bapa. Rasa sedih, kecewa dan marah berkecamuk jadi satu di dalam hati hingga membuat saya begitu frustasi pada saat itu, di mana mama yang saya kasihi meninggalkan saya untuk selamanya sebelum saya sempat membalas budi kepada beliau. Sejak saat itu saya mulai meninggalkan Tuhan, datang ke gereja pun itu hanya dikarenakan sungkan kepada teman-teman dan pendeta karena mereka selalu datang bezoek ke rumah, boleh dibilang setiap hari saya selalu menyediakan waktu untuk berada di pemakaman mama dan itu berjalan bertahun-tahun hingga saya menikah dan mempunyai putri dan putra.
Sewaktu istri saya baru mengandung tiga bulan putri pertama kami, papa tercinta pun pulang menghadap Bapa di Sorga dan beliau di makamkan di tempat yang sama dan berjarak hanya sekitar sepuluh meter dari makam mama, tapi setelah saya bekerja sebagai salesman ke luar kota dan berkeluarga, acara rutin berkunjung ke makam papa dan mama menjadi seminggu sekali karena saya selalu mengajak anak dan istri ke sana. Semenjak anak-anak menginjak remaja dan juga dikarenakan banyaknya kesibukan frequensinya pun berubah menjadi sebulan sekali. Pertanyaan itu seringkali muncul menghantui saya, jika Tuhan memang berkuasa dan ada maka Dia pasti mendengarkan doa permohonan saya yang pada waktu itu saya ingin sekali agar beliau sembuh dari sakit komplikasi yang dideritanya yaitu jantung, darah tinggi dan paru-paru mungkin dikarenakan papa saya adalah perokok aktif, biarpun saya sudah membawa beliau berobat ke dokter serta ke rumah sakit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, tapi kenyataan berkata lain beliau tetap harus menghadap Tuhan dengan usia yang belum begitu tua, waktu terus berjalan singkat cerita saya pun kembali rajin ke gereja dan juga aktif kembali kepelayanan, tapi pertanyaan itu tetap masih ada dalam benak saya.

Baru sekitar awal tahun 2004 yang lalu saya menemukan jawabannya yaitu; Tuhan kita adalah Allah yang maha dahsyat bukan karena Tuhan Yesus sudah melakukan mukjizat dengan membangkitkan orang yang sudah mati ataupun Tuhan Yesus berjalan di atas air, tapi Tuhan Yesus sudah menyelamatkan dan menebus saya dari hukuman yang kekal dengan pengorbananNya di atas Kayu Salib. Waktu itu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kami hingga membuat saya frustasi, saya sangat bersyukur karena Tuhan mengaruniakan pada saya seorang istri yang tidak saja cantik tapi dia juga seorang istri yang baik dan bijaksana. Berdasarkan saran dari istri, saya serahkan semua persoalan yang saya hadapi kepada Tuhan. Sejak saat itu Tuhan mulai turut campur tangan dengan perlahan namun pasti semua apa yang saya hadapi seakan-akan seperti benang kusut yang mulai terurai benar-benar menakjupkan, mulai saat itu dalam hati saya selalu merasa tenang dan damai dan disaat itu pula saya baru merasakan bahwa saya adalah benar-benar seorang Kristen, ke-Kristen-an itu bukan hanya karena kita mengaku dengan mulut kita bahwa kita percaya kepada Yesus Kristus, setiap minggu pergi ke gereja, aktif dalam pelayanan serta memberikan sumbangsi buat gereja, dsb, tapi kekristenan yang sejati adalah datangnya iman percaya akan Yesus Kristus yang timbul dengan tulus dari dalam hati sanubari kita dengan merubah pola pikir yang menghasilkan perubahan tingkah laku secara nyata, positif dan sesuai dengan Firman Tuhan.

Banyak sekali devinisi tentang kemahaan Allah juga tentang ekistensi Allah pada masa kini ataupun masa lampau, baik itu yang tertulis di Alkitab berdasarkan ilham dari Allah sendiri seperti yang tercantum di Yesaya 40:12-15 & 25; Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tanganNya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacin, atau bukit-bukit dengan neraca? Siapa yang dapat mengatur Roh Tuhan atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? Kepada siapa Tuhan meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar Tuhan untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Dia bertindak dengan pengertian? Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air di dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya. Mengacu dari ayat-ayat tersebut dapat kita bayangkan betapa Hebat dan Dahsyatnya Allah kita dan dengan siapa kita mau menyetarakan Dia?. Ataupun dari khotbah-khotbah yang sering kali kita dengar melalui hamba Tuhan di atas mimbar, tapi...(maaf) kalau boleh saya bilang semuanya itu hanyalah sebatas rekaan belaka yang ada di dalam benak mereka juga di benak kita masing-masing yang semuanya sangat-sangat serba terbatas. Jika kita berdiri di tepi pantai dengan menghadap ke samudra yang luas di mana kita akan melihat sebuah garis panjang horizontal seperti tapal batas yang kita sebut sebagai kaki langit yang pada hakekatnya tidak pernah ada, demikian pula dengan pola pikir kita tentang kemaha dahsyatan Allah, kita hanya dapat menggambarkan kemahaan Allah berdasarkan pola pikir kita masing-masing tanpa bisa mengungkapkan kemahaan Allah yang sebenarnya, seperti contoh nyata yang ada di sekitar kita, ada berapa banyak aliran gereja yang berdiri saat ini? Allah yang kita kenal dengan nama Tuhan Yesus Kristus yang di dalamNya kita landaskan iman percaya kita bukan cuma Allah nya orang Kristen saja, tapi Allah dari semua makhluk yang dari pada Nya semuanya sudah diciptakan. Allah adalah Penggagas sekaligus sebagai Pencipta tunggal alam semesta (Kejadian 1:1-28), tapi manusia berdasarkan logikanya dari apa yang dilihat, didengar dan yang dipelajari membuat pengenalan akan Allah menjadi bermacam ragam sehingga muncullah beraneka agama di muka bumi ini. Gereja pun terdiri dari berbagai macam aliran dan hebatnya lagi ada beberapa dari mereka yang berani mengklaim bahwa hanya ajaran merekalah yang benar? Padahal jika ditelusuri semuanya itu datang dari sumber yang sama yaitu Tuhan Yesus Kristus yang melalui ketiga belas RasulNya mengajarkan tentang pengenalan akan Allah juga tentang Kasih Allah yang maha dahsyat, tapi sekali lagi dikarenakan pola pikir yang terbatas dari masing-masing pribadi plus masing-masing mereka mempunyai karakter serta latar belakang yang berbeda satu dengan lainnya ditambah lagi dengan para penerima berita dari berbagai kalangan yang mempunyai latar belakang dan juga karakter yang berbeda sehingga menghasilkan efek yang berbeda pula seperti yang kita lihat saat ini (1 Korintus 1:10-17) , akhirnya secara tidak sadar kita pun membatasi Allah yang Maha tidak terbatas dan yang EksistensiNya juga tidak terbatas dahulu, saat ini maupun di masa yang akan datang yang tiada batasnya itu dengan segala pernak-pernik keterbatasan kita.
Aku Pasti Bisa
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12)

Sahabat muda, pasti sahabat muda pernah mengalami yang namanya kegagalan, bahkan mengalami kegagalan yang secara terus menerus? Kita merasa semua usaha yang telah kita bangun secara tiba-tiba menjadi hancur, bahkan kita merasa malas untuk bangkit dan mencoba lagi karena kita takut mengalami kegagalan.

Sahabat muda, banyak diantara kita atau banyak orang yang melihat kegagalan sebagai momok yang mengerikan. Kegagalan itu memang menyakitkan tapi mariiii!!!! kita berpikir bahwa kegagalan itu merupakan anak tangga yang kita pijak bila kita mau mencapai puncak. Bila kita menyerah pada anak tangga pertama, lalu bagaimana kita bisa sampai ke puncak?

Sahabat muda, ada istilah begini “kegagalan adalah kunci dari kesuksesan”. Kegagalan tidak menjadi penghalang karena sesuatu bisa kita capai bila kita mau berusaha dan bersabar. Banyak orang tidak mau berusaha dan bersabar, maunya secara instal. Oleh karena itu berusaha dan bersabarlah, lakukan segala sesuatu itu dengan tekun dan senang hati, dan milikilah pikiran yang positif supaya hidup kita dipenuhi dengan hal-hal yang positif. Saat kita gagal, jangan kita merasa kita tidak bisa atau tidak mampu tapi yakinlah kita pasti bisa karena Tuhan telah berfirman “Dia akan menjadikan segala sesuatu itu indah pada waktunya”.

Sahabat muda, kuasa Tuhan ada pada kita jika kita tetap bersekutu dengan Tuhan. So, janganlah sampai hidup kita dikalahkan oleh kegagalan. Bangkit dan hajar-lah kegagalan dengan semangat dan kekuatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita.  Firman Tuhan bilang bahwa Tuhan tidak pernah memberikan ujian yang melebihi kekuatan yang kita miliki. Maka dari itu jangalan kuatir. Berdoa dan yakinlah bahwa kuasa dan kekuatan Tuhan menopang kita untuk mencapai semua mimpi dan harapan kita. 

Sahabat muda, akhir renungan ini saya punya cerita : ada dua orang anak yang bersekolah di sekolah yang sama. Pada waktu ulangan harian pertama mereka sama-sama memiliki nilai yang jelek. Anak pertama berkata, “Aku bodoh, aku sangat bodoh dan aku tidak akan pernah menjadi anak yang pintar”. Sedangkan anak yang kedua berkata, “Untuk saat ini memang aku belum bisa meraih nilai yang bagus, aku harus banyak belajar lagi. Namun suatu saat nanti aku akan mendapatkan nilai yang memuaskan dan AKU PASTI BISA”. Sobat muda silahkan di renungkan, sobat muda termasuk anak yang mana? Anak yang pertama yang selalu merasa tidak mampu dan tidak mau berusaha dan tidak berpikir positif. Atau anak yang kedua yang selalu berusaha dan bersabar dan tidak pantang menyerah dan selalu berpikir positif. 

Sahabat muda, Jangan Menyerah tetap berusaha, berdoa, bersabar dan bersyukurlah katakan “AKU PASTI BISA”. 
Tuhan memberkati kita semua. Amen.

You are here





Baca:   Matius 15:21-28

"Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: 'Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.' Dan seketika itu juga anaknya sembuh." Matius 15:28

Menjalani hidup sebagai orang percaya bukanlah pekerjaan ringan, butuh ketekunan dan iman yang harus berakar kuat di dalam Tuhan. Jika tidak, kita akan mudah mengalami kekecewaan dan kepahitan saat menghadapi tantangan dan ujian. Tentunya kita pun tahu bahwa selma hidup di dunia ini kita tidak pernah luput dari apa yang dianamakan masalah.

Tokoh-tokoh besar dalam Alkitab juga mengalami banyak tantangan (ujian) dalam kehidupannya. Contohnya Yusuf dan Yosua. Sebelum janji Tuhan benar-benar terealisasi dalam hidupnya, Yusuf harus melewati tantangan demi tantangan. Yosua, sebelum berhasil membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, suatu negeri yang berlimpah susu dan madu, dia harus melewati rintangan dari bangsa-bangsa lain yang berusaha untuk menghadangnya.

Hari ini kita perlu belajar dari seorang wanita Kanaan yang anaknya sedang kerasukan setan. Ibu ini berhasil 'mengetuk pintu' hati Yesus dan beroleh belas kasihan dariNya sehingga anaknya diselamtkan. Untuk mengjangkau Yesus ibu ini harus menghadapi tantangan yang sangat berat, namun tidak membuatnya putus asa dan menyerah begitu saja. Dia terus berseru-seru kepada Yesus,"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." (ayat 22). Murid-murid Yesus mereas terganggu dengan teriakan wanita itu dan berniat mengusirnya. Sebenarnya wanita Kanaan ini punya alasan untuk kecewa dan undur, apalagi mendengar perkataan kasar Yesus kepadanya "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (ayat 26). Tapi dia tidak peduli, imannya tidak menjadi lemah dan sama sekali tidak terpengaruh keadaan dan situasi yang ada; dia percaya dengan iman bahwa Yesus berkuasa melakukan segala sesuatu. Dan karena ketekunannya ia beroleh jawaban " '...maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.' Dan seketika itu juga anaknya sembuh." (ayat 28).

Jangan pernah menyerah! Pandang saja Yesus karena Dia mahasanggup!
YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :

BPK IMAM KOHO SARMILI yang berulang tahun pada tanggal 14 JUNI
SDRI YENNI AMBARITA  yang berulang tahun pada tanggal 14 JUNI
SDRA/SDRI MARADU  yang berulang tahun pada tanggal 15 JUNI

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts