TIDAK MELAYANI SETENGAH-SETENGAH
Baca : Ratapan 3:21-26
"Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini. Tetapi jawab-Nya: 'Kamu harus memberi mereka makan!'" Markus 6:36-37Kisah Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang ini merupakan kisah yang tidak asing bagi kita semua. Setelah kembali dari tour pelayanan-Nya yang padat, para rasul berniat rehat sejenak untuk melepas lelah. Tetapi orang banyak terus mengikuti mereka. Melihat hal itu tergeraklah hati Tuhan Yesus oleh belas kasihan dan Ia pun mengajar banyak hal kepada mereka. Respon mereka sangat positif, tampak antusias mendengarkan pengajaran Kristus hingga hari sudah mulai malam.
Murid-murid Tuhan mengusulkan kepada Sang Guru agar orang banyak itu segera pergi membeli makanan karena tidak ada persediaan makanan yang dapat diberikan kepada mereka. Tetapi Tuhan menjawab, "'Kamu harus memberi mereka makan!'" (ayat nas). Dari pernyataan Tuhan ini kita dapat belajar bahwa Tuhan menghendaki murid-murid-Nya untuk memperhatikan kepentingan orang lain, bukan semata-mata berfokus kepada kepentingan diri sendiri, namun peka terhadap kebutuhan orang lain. "...janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:4). Inilah kasih yang sesungguhnya yaitu kasih yang diwujudkan melalui sebuah tindakan.
Memraktekkan kasih di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini adalah tidak mudah. Tuntutan kebutuhan hidup yang tinggi seringkali membuat orang menjadi sangat individualistis: "Boro-boro memikirkan penderitaan orang lain, untuk kepentingan diri sendiri saja tidak cukup!" Tidak sedikit orang tega mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Perintah Tuhan untuk memberi makan orang banyak ini juga mengajarkan kita bahwa untuk melayani jiwa-jiwa tidak bisa dilakukan dengan setengah-setengah. Melayani itu ada harga yang harus dibayar! Adakalanya kita harus berani berkorban: waktu, tenaga, pikiran dan materi (uang). Ketika rasul-rasul taat melakukan perintah Tuhan, mujizat terjadi!
Dalam segala perkara Tuhan pasti turut bekerja, karena itu lakukan dengan sungguh-sungguh bagian kita!

DUA MACAM DASAR
Matius 7:24-27 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”Bagian akhir dari khotbah Yesus di bukit sesungguhnya Tuhan Yesus sedang menantang para pendengarnya. Kita tidak tahu berapa jam lamanya Yesus berkhotbah di atas Bukit, yang pasti saat itu berada di atas sebuah bukit membuat suara dari tempat tinggi sungguh menjangkau banyak audiens pendengar. Masa kini kita hanya membutuhkan Microphone saja untuk berbicara dihadapan khalayak ramai.
Bagian perikop Dua Macam Dasar/Fondasi sangat cocok bagi para pembaca Alkitab seperti Gerakan Baca Alkitab.
Mari kita pelajari bersama ada 3 Hal yang perlu kita renungkan bagi yang Mendengar/Membaca Firman Tuhan:
1. Seseorang yang sudah membaca Alkitab tidak dapat berdiam diri.
Ayat 24&25 mengisahkan tentang kelompok yang mendengar dan melakukan firman Tuhan sedangkan Ayat 26 ada kelompok yang mendengar/membaca Alkitab dan melalukannya/tidak melakukan firman Tuhan. Kelompok ini disebut Yesus sebagai Orang BODOH. Sebenarnya ada kelompok ketiga yang tidak dicatat yaitu Kelompok yang tidak mendengarkan firman Tuhan/Membaca Alkitab. Tentang ini kita tidak akan singgung.
Saudara/i, Tidak Memilih sebenarnya Juga Memilih. Alkitab berkata kepada siapa yang banyak diberi (mengerti banyak ajaran Alkitab), kepadanya akan banyak dituntut (melakukan dan mengajarkannya).
Saudaraku, Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan pastinya akan berbicara kepada diri kita, akan memeriksa hidup kita. Kita tidak mungkin dapat berdiam diri. Alkitab berkata Firman Tuhan tajam bagai Pedang Bermata Dua.
2. Orang yang membaca firman Tuhan, itu berarti dia sedang membangun Fondasi/Dasar.
Seperti apa fondasi yang dibangunnya? Sesungguhnya firman Tuhan yang dia baca, renungkan, mengerti, akan menggantikan fondasi-fondasi lain yang kita miliki. Pertanyaannya sekarang, Apa fondasi anda? Terbuat dari apa fondasi anda? Jerami, Kayu, rumput keringkah?
Bagian ayat 26-27 berbicara bahwa ada seorang yang membangun rumah dengan fondasi PASIR. Pasir sesuatu yang sangat transien/sementara, begitu datang badai/gelombang besar, maka apapun yang didasarkan di atas pasir akan musnah dalam waktu cepat.
Membangun di atas fondasi Batu sesungguhnya tidak bisa dalam waktu singkat. Belajar Alkitab juga tidak bisa dalam waktu singkat. Sesuatu yang ditulis di atas batu, dapat bertahan lama dibanding ditulis di atas Pasir.
Apakah fondasimu dibangun di atas batu? Apakah Imanmu seteguh dan sekuat Batu Karang?
3. Memperingatkan orang yang baca Firman Tuhan akan menghadapi Badai.
Banyak orang berpikir jikalau dirinya sudah membaca, merenungkan dan hidup taat pada firman Tuhan, maka segalanya akan lancar, baik dan tidak ada badai. Ini Pemikiran yang tidak tepat. Seharusnya kita menyadari bahwa semua orang pasti akan menghadapi Badai dalam hidupnya, akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
Badai dalam hidup punya banyak tujuan: untuk memurnikan iman, agar hidup bersandar pada Tuhan, serta menyempurnakan karakter hidup kudus kita, dll. Saudaraku, Patutlah Imanmu haruslah didasarkan pada Firman Tuhan.
oleh Dr. Steven Einstain Liauw, Th.D (konselor Gerakan Baca Alkitab) dalam acara Launching Gerakan Baca Alkitab (GBA) Gelombang 2 sekaligus Gathering Grup FB Gerakan

BERANI BERTANGGUNG JAWAB
Bacaan : Roma 14 : 1 - 12 “Demikian setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”Roma 14 : 12
Sahabat Muda, pernah terlibat dalam sebuah kepanitian dalam sebuah kegiatan? Pasti pernahlah, walaupun hanya anggota dari kepanitian itu. Pernah tidak kita berpikir apa sih pengalaman yang kita dapat ketika terlibat dalam kegitan tersebut? Salah satu pengalaman yang kita dapatkan adalah pengalaman dalam hal “Bertanggung jawab”, betul tidak? Semua yang terlibat dalam kepanitian tersebut harus bertanggung jawab sesuai dengan posisinya masing-masih tu. Pastinya setiap tanggung jawab yang dimilik wajib dipertanggungjawabkan kepada atasannya masing-masing.
Sahabat Muda ada seorang penulis bernama Ann Landers pernah menulis puisi keren. Puisinya seperti ini :
Jika engkau membuka, tutuplah kembali.
Jika engkau menyalakan, matikanlah lagi.
Jika engkau melepaskannya, ikatkan kembali.
Jika engkau merusak, perbaikilah.
Jika engkau tidak dapat mengerjakannya, carilah orang lain yang dapat mengerjakannya.
Jika engkau meminjam, kembalikanlah.
Jika engkau menggunakannya, peliharalah sebaik-baiknya.
Jika engkau mengotori, bersihkanlah.
Jika engkau mengambilnya, kembalikan ke tempatnya.
Jika engkau membutuhkan sesuatu, mintalah izin.
Jika engkau tidak tahu bagaimana menggunakannya, jangan sentuh.
Jika sesuatu tidak menyangkut kepentinganmu, jangan mengganggu.
Jika engkau tidak berhasil melaksanakan sesuatu, dan engkau mencoba segala sesuatu yang lain, cobalah membaca keterangan-keterangan yang berhubungan dengan itu.
Sahabat Muda, puisi diatas mengitakan kita agar menjalani hidup ini dengan tanggung jawab. Ada banyak orang yang melupakan, bahkan melarikan diri dari tanggung jawab. Kita bisa lihat banyak orang yang hidup sembrono, asal-asalan, gak tau tapi sok ngerti, yang pada akhirnya Cuma ngerugiin orang lain saja, satu sumber penyebabnya itu karena mereka gak hidup dengan tanggung jawab.
Sahabat Muda, kita bisa lihat pada bacaan kita hari ini, tepatnya Roma 14 : 12 berkata “Demikian setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”. Rasul Paulus berani mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dia lakukan sebagai pemberita kebenaran Firman Tuhan. Perlu kita ingat, kita bukan diciptakan tanpa tujuan tujuan dan tanggung jawab. Kita diciptakan dengan sebuah tujuan dan tanggung jawab yang mana bila tiba saatnya kita kembali menghadap Tuhan, tanggung jawab yang telah diembankan kepada kita itu harus bisa kita pertanggung jawabkan kehadapan-Nya.
Sahabat Muda, ingat kali tanggung jawab tuh gak cuma dituntut oleh orang tua, guru, dosen, pacar, bos, teman, dll, tetapi juga oleh Tuhan. Sebagai orang muda, kita harus berani belajar untuk bertanggung jawab, sikap tanggung jawab ini sangat penting bagi orang muda. Jadi sahabat muda, mulailah kita berpikir positif untuk bertanggung jawab setiap apapun yang kita kerjakan karena rasa tanggung jawab akan memberikan kita kekuatan, daya pikir, menemukan ide, menemukan solusi dan jangakauan bertindak lebih luas. Amen.

Hati Yang Melayani
"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58)
Setiap orang memunyai satu atau dua tokoh pahlawan. Dan hal yang paling hebat tentang pahlawan adalah bahwa sebagian besar dari mereka punya hati untuk melayani. Joan of Arc mengasihi Tuhan, melayani Tuhan, dan berperang dengan gagah berani ketika ia melayani orang lain. Apakah Anda tahu cerita tentang Joan of Arc?
Joan of Arc adalah seorang petani dari Perancis yang hidup pada abad 13. Ketika Perancis diduduki oleh Inggris, dia meyakinkan raja untuk memberinya 10.000 tentara pilihan. Dia mengerahkan tentara Perancis untuk membebaskan Perancis dan akhirnya dia dianugerahi "The Maid of Orleans", pahlawan wanita Perancis. Joan of Arc tidak bisa membaca dan menulis, tetapi dia benar-benar peduli dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Dan yang mengejutkan -- Joan of Arc meninggal pada usia 19 tahun. Dia adalah seorang remaja! Hingga sekarang ini, wanita muda ini dianggap sebagai pahlawan nasional wanita Perancis. Ketika menjelang kematiannya, Joan of Arc berdoa, "Umurku mungkin hanya tinggal 1 tahun, pakailah aku untuk-Mu." Dia memiliki hati untuk melayani orang lain hingga akhir hidupnya.
Sahabat wanita, Tuhan ingin Anda dan saya pun memiliki hati untuk melayani. Dia telah memberi segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup taat (2 Petrus 1:3). Dia telah memberkati kita dengan setiap berkat rohani (Efesus 1:3), dan Dia telah memberi kita roh untuk saling melayani di gereja. Hal ini sama seperti Tuhan telah memberi kita segala sesuatu yang kita perlukan dalam hidup ini, dan Dia berharap kita juga melakukan hal yang sama, menjangkau dan membagikan kepada orang lain apa yang kita punya, membantu orang lain supaya hidup lebih baik.
Kini saatnya kita berbicara tentang tanggung jawab kita kepada orang kristen lainnya. Jadi, mari kita melihat bagaimana Tuhan ingin kita saling melayani di gereja.
Belajar Untuk Menjangkau
Kembali Yesus mengajar kita untuk memberi -- memberi kepada setiap orang (Lukas 6:30), dan memberi tanpa mengharapkan balasan (ayat 35), memberi seperti Allah yang murah hati, yang berbuat baik kepada orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat, memberi (ayat 35) dan memerhatikan orang lain dengan memberi (ayat 38). Jadi bagaimana Anda dan saya bisa memberi dengan cara yang demikian? Bagaimana kita bisa mulai menjangkau dan melayani orang lain? Berikut beberapa ide yang bisa dilakukan.
- Beradalah di sana. Ketika akan menjangkau orang lain dalam pelayanan, ingatlah bahwa pertama Anda harus berada di sana. Untuk melayani orang lain di gereja, Anda harus berada di sana. Jadi hadirlah di gereja dan prioritaskan kegiatan Anda.Dan berikut keuntungan lain dari kehadiran Anda -- kehadiran Anda merupakan sumber kenyamanan dan membantu orang lain. Anda mungkin tidak selalu tahu pasti apa yang harus dikatakan atau dilakukan, tetapi Anda bisa berada di sana. Jadi, bila ada seseorang yang menderita, setidaknya Anda bisa bersamanya dan berbincang-bincang dengannya, berada di dekatnya, berbicara dengannya, dan merangkulnya. Tetapi yang pertama adalah Anda harus berada di sana!
- Jadilah pemberi. Alkitab mengatakan, "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27). Jadi, bukalah hati Anda dan mulailah memberi. Berikan senyuman, salam, pertanyaan karena tertarik, sentuhan dan pelukan. Ini adalah hal-hal kecil yang sangat berarti bagi orang lain.
- Siaplah menolong. Maksudnya adalah ketika Tuhan menempatkan seseorang yang menderita atau terluka di hadapan Anda, jangan berpikir, "Aku harus menemukan seseorang yang bisa menolong dia. Aku harus bertemu pendeta." Tidak, Anda harus menolongnya. Pertama, datangilah orang tersebut, cari tahu apa yang dia butuhkan, dan kemudian temuilah pendeta atau orang lain untuk menolong Anda bila diperlukan. Mungkin yang dibutuhkan oleh setiap orang adalah bahu untuk menangis atau seseorang yang mau berdoa dengannya. Orang itu bisa jadi adalah Anda!
- Bermurah hatilah. Ini tidak hanya berarti pada uang dan benda-benda saja tetapi juga pada pujian, dukungan, terima kasih, salam, kebaikan, perbuatan baik, dan catatan penghargaan. Anda dan saya bisa memilih untuk memberikan berkat kecil yang tidak seberapa bagi kita tetapi berarti sangat besar bagi orang lain, atau kita bisa memilih tidak memberikannya. Jadi, ketika seseorang dalam kelompok PA Anda membagikan sesuatu yang sulit dalam kehidupannya, katakan bahwa Anda menghargai apa yang harus dia katakan... dan bahwa Anda menghargainya. Berterimakasihlah kepada pemimpin PA Anda atas pelajaran dan kerja kerasnya. Dekatilah dan katakan padanya apa yang paling berarti bagi Anda dari pelajaran yang diberikan, apa yang Anda pelajari. Berterimakasihlah untuk usaha-usaha yang dilakukan oleh mereka yang mengatur acara keluar atau retreat di gereja Anda atau siapa saja yang mau membuka rumahnya sebagai tempat untuk kelompok Anda.
Belajarlah Untuk Berhati-Hati
Apakah Anda tahu cerita di Alkitab tentang gembala yang memiliki seratus domba dan menemukan bahwa salah satu dombanya hilang (Lukas 15:1-7)? Yang membuat saya kagum adalah bahwa gembala itu meletakkan segalanya dan pergi mencari satu domba yang hilang itu. Dan yang lebih membuat saya kagum adalah bahwa itulah cara Tuhan peduli kepada Anda dan saya. Dan, inilah hal lain yang mengagumkan -- Tuhan mengharapkan Anda dan saya untuk peduli kepada orang lain dengan cara yang sama! Jadi berikut ada beberapa tips untuk belajar berhati-hati.
- Bentuklah "mata yang murah hati". Alkitab mengatakan bahwa "....Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin." (Amsal 22:9). Saya rasa, mata yang murah hati adalah seperti mata Tuhan, yang "menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia" (2 Tawarikh 16:9). Jadi, inilah yang saya lakukan. Ketika berada bersama orang lain, saya terus mencari domba yang terluka. Dan percayalah, mereka ada di mana-mana! Saya bertemu dengan seorang wanita yang sedang menangis di kamar mandi gereja, yang sedang duduk di halaman belakang gereja sambil menangis, bahkan berdiri di pintu ruang doa di gereja sambil mengusap matanya. Ketika Anda bertemu dengan seseorang yang membutuhkan pertolongan... apa yang Anda lakukan?
- Bertindaklah langsung. Saya sudah belajar (ya, belajar!) untuk bertindak langsung dan menjangkau orang-orang yang terluka. Tidak selalu mudah, tetapi ini adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Pada suatu malam di gereja, saya sedang duduk di samping seorang asing, seorang pengunjung gereja kami. Wanita ini menangis sepanjang malam. Saya tidak sabar menunggu pendeta berkata "amin" sehingga saya bisa mendekati wanita itu dan berkata, "Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk Anda? Apakah Anda ingin mengatakan sesuatu? Bisakah saya berdoa bersama Anda? Bisakah saya melakukan sesuatu untuk Anda?" Sahabat wanita, yang dia butuhkan adalah kebutuhan rohani. Dia memerlukan Juru Selamat... dan pada malam itu juga dia menjadi orang Kristen! Tuhan bekerja di dalam hatinya dan Dia pakai saya melalui cara kecil untuk menolong Dia! Puji Tuhan!
Pergilah Untuk Memberi
Saya sangat senang bisa membagikan beberapa kata yang telah mengubah hidup saya. Kata-kata itu berasal dari seorang misionaris dan martir, Jim Elliot. Ia pernah berkata, "Di mana pun engkau, beradalah di sana. Hidupkanlah setiap suasana yang Anda percaya sebagai kehendak Tuhan."
Saya mencoba untuk terus mengingat kata-kata ini di mana pun saya berada dan apa pun yang saya lakukan (seperti saat menulis buku ini, saat matahari bersinar terang dan cuaca cerah di luar sana mencoba membujuk saya untuk meninggalkan komputer saya!) Tetapi secara khusus saya mencoba mengingat kata-kata ini ketika menghadiri kebaktian di gereja atau pelayanan. Saya berharap Tuhan memakai saya. Dan tentu saja, saya ingin mendorong Anda untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana caranya?
- Beradalah di sana sepenuhnya. Sebelum menghadiri suatu acara, saya berdoa bahwa saya akan pergi untuk memberi. Saya berdoa untuk menjangkau, mencari, bertindak langsung, melakukan apa saja. Ketika saya sedang belajar Alkitab, saya tidak memikirkan apa yang akan saya lakukan ketika berada di rumah. Dan ketika pendeta menyampaikan pesan, saya tidak membuat rencana mingguan dan khawatir dengan daftar tugas-tugas saya. Plus, saya tidak ingin memikirkan apa yang terjadi sebelum sampai di sana atau apa yang akan terjadi setelah acara tersebut. Saya ingin berada di sana sepenuhnya.
- Hidupkan hingga ke puncaknya! Saya tidak hanya ingin berada di sana, tetapi saya juga ingin menghidupkan setiap peristiwa hingga ke puncaknya. Filosofi saya ialah bahwa selama berada di sana, selama saya menyediakan waktu pada malam atau pagi hari untuk kegiatan gereja atau untuk kebaktian di gereja, saya ingin memberi dengan sungguh-sungguh. Saya ingin menjangkau domba sebanyak-banyaknya, melayani sebanyak mungkin orang dan dengan berbagai cara semampu saya. Dan Sahabat Wanita, saya (tentu saja!) ingin Anda juga melakukan hal yang sama sehingga Anda bisa dipakai Allah untuk menyentuh hidup orang lain. Dengan demikian, hidup orang lain bisa lebih baik karena kebesaran hati Anda untuk melayani!
- Bagilah dan taklukanlah. Ini adalah hal yang sulit... tetapi saya ingin Anda setuju dengan teman terdekat Anda bukan untuk duduk bersama, berjalan bersama, berbagi bersama, atau mengunjungi saat Anda ada di gereja. Sebaliknya, saya ingin Anda dan kelompok Anda membagi dan menaklukkan. Inilah yang akan terjadi bila Anda melakukannya. Anda datang untuk memberi, bukan? Jadi bagaimana Anda bisa memberi kepada orang lain bila Anda terus-menerus bersama sahabat Anda? Anda bisa berbicara dengan mereka kapan saja di sekolah, telepon, bertandang ke rumahnya, atau mereka yang datang ke rumah Anda. Namun, bagaimana bila orang asing, seorang yang baru pertama kali mengunjungi gereja Anda yang duduk sendirian di gereja dan tidak kenal siapa pun? Dan bagaimana dengan mereka yang terluka, yang kesepian, yang mengalami suasana yang sulit sebelum mereka datang ke gereja (atau mungkin yang selalu mengalami suasana sulit!) Sahabat Anda memiliki jalan yang terbuka untuk bisa datang kepada Anda dan menggunakan waktu Anda. Mereka banyak memiliki waktu luang untuk dihabiskan secara pribadi dengan Anda. Jadi mengapa mereka juga harus menggunakan waktu yang seharusnya Anda gunakan untuk orang lain? Anda bisa ngobrol dan bersama-sama dengan mereka di lain waktu. Jadi, buatlah kesepakatan untuk memisahkan dan menaklukkan. Bila Anda mengalami masalah karena harus selalu bersama mereka, katakan, "Ayolah! Mari kita sentuh satu domba!"
Memberi Dalam Bentuk Doa
Kita kembali lagi pada doa. Kita selalu kembali pada doa. Namun sekarang, Anda dan saya sama-sama menyadari bahwa doa adalah penting bagi wanita yang berkenan kepada Allah. Wanita merupakan pendoa. Jadi berdoalah! Berdoalah untuk orang lain. Berdoalah untuk pendeta dan mereka yang bekerja di gereja. Berdoalah untuk pemimpin pemuda Anda. Bila mereka sudah menikah, doakan pasangan dan keluarganya. Berdoalah untuk para misionaris di gereja Anda. Berdoalah untuk orang lain supaya datang kepada Kristus. Doa adalah suatu pelayanan yang membuat perbedaan besar dalam kehidupan orang lain. Jadi, lakukanlah apa pun untuk membangun kehidupan doa Anda. Bagaimana caranya?
- Tentukan waktunya. Pastikan Anda memiliki waktu (waktu Anda) untuk berdoa.
- Tentukan tempatnya. Pastikan Anda memiliki tempat (tempat Anda) untuk berdoa.
- Tentukan rencananya. Pastikan Anda memiliki rencana untuk mengatur pelayanan doa Anda (catatan, daftar, dan jurnal). Dan ketika Anda dalam pelayanan doa, susunlah rencana untuk lebih tepatnya hari apa Anda ingin berdoa untuk orang lain. Beberapa orang (seperti keluarga dan teman Anda) ingin Anda doakan setiap hari. Dan Anda akan memilih hari khusus dalam minggu itu untuk mendoakan orang lain (misalnya pendeta Anda dan para misionaris dan guru di sekolah). Masukkan seluruh informasi ini ke dalam rencana doa Anda.
Sahabat wanita yang mengasihi Tuhan, ada satu hal lagi yang ingin saya bagikan ketika Anda dan saya ingin membangun hati yang melayani. Ketika kita melihat dan menjangkau dan memberi dan melayani, ketika kita membiarkan Allah memakai kita dalam hal-hal kecil ini, sesuatu yang indah terjadi -- Anda dan saya diberkati lebih dari apa yang bisa kita bayangkan. Ketika kita mengambil langkah-langkah kecil namun terkadang sulit, kita menumbuhkan sifat yang ingin mencari, menjangkau, memberi, dan melayani lebih dalam lagi. Itulah sikap seorang pahlawan. Seorang pahlawan memiliki hati untuk melayani orang lain.
Firman Tuhan Untuk Hati Anda
Saya tahu, saya sudah banyak membagikan firman Tuhan dalam bab ini. Namun, sekarang saya ingin Anda membaca beberapa ayat lagi. Ucapkanlah doa kepada Tuhan agar Ia memakai firman-Nya di dalam hati. Biarlah Anda diubahkan menjadi hati yang mengasihi umat-Nya, melayani mereka dengan sungguh-sungguh, daan tidak mementingkan diri sendiri. Ketika Anda membaca, tanyakan kepada hati Anda, "Bagaimana saya bisa menjadi pelayan yang lebih baik bagi umat Allah?"
Matius 20:26-28; 1 Korintus 15:58; Galatia 5:13; Efesus 6:7; Efesus 6:18.
Respons Hati
Kita memulai bab ini dengan membicarakan tentang pahlawan. Apa yang membuat seseorang menjadi pahlawan? Seseorang tidak menjadi pahlawan karena dia memutuskan untuk menjadi pahlawan. Tidak, seorang pahlawan lahir ketika beberapa peristiwa terjadi, dan dia menjawab panggilan dengan tindakan yang gagah berani. Seorang pahlawan hanyalah orang biasa, yang pada suatu hari, dengan satu tindakan, melakukan hal-hal yang luar biasa. Atau seorang pahlawan bisa jadi adalah seseorang seperti Anda -- orang muda yang melayani orang lain dengan setia.
Ketika saya memikirkan seseorang yang memiliki hati yang peduli dan melayani, saya selalu teringat pada seorang wanita dalam Perjanjian Lama. Anda bisa membaca ceritanya sendiri (2 Raja-Raja 4:8-10), tetapi sekarang saya akan memberi Anda versi singkatnya. Wanita yang tidak diketahui namanya ini, yang dalam Alkitab disebut perempuan Sunem, melihat nabi Elisa tidak punya tempat untuk tinggal ketika dia sampai di kota perempuan ini untuk menyebarkan ajarannya. Jadi, wanita ini bertanya kepada suaminya apakah mereka bisa membuat sebuah ruangan kecil di atas rumah mereka untuk nabi tersebut.
Jadi, hal besar apa yang dilakukan wanita Sunem itu? Hal yang bersifat kepahlawanan? Dia melakukan hal yang Anda dan saya dapat lakukan dan seharusnya dapat kita lakukan -- dia mencari dan melihat adanya kebutuhan, dia menjangkau dan mengulurkan tangan untuk membantu, dan dia memberikan hatinya untuk mengasihi orang lain.
Sahabat wanita terkasih, Tuhan telah memberikan kepada kita satu contoh melalui wanita ini dan tindakannya (dan hatinya). Kita seharusnya mencari, menjangkau, mengulurkan tangan pula untuk membantu mereka yang ada di sekitar kita. Wanita Sunem ini tidak akan pernah ada dalam daftar pahlawan. Tetapi kita bisa yakin bahwa setiap kali Elisa, hamba Tuhan yang keletihan itu, masuk ke ruangan kecil di atas rumah wanita itu, wanita Sunem itu menjadi pahlawan di mata Elisa.
Anda juga bisa menjadi seorang pahlawan. Bagaimana caranya? Dengan mengikuti nasihat Rasul Paulus yang mengatakan, "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:10). Mulailah dengan kebaikan. Dan kemudian berdirilah teguh karena Tuhan menumbuhkan hati yang melayani dalam diri Anda. Perintahnya mudah (bacalah berikut ini). Namun, untuk dapat melaksanakannya perlu waktu seumur hidup!
Lakukan semua yang baik yang bisa Anda lakukan dengan menggunakan segala alat yang bisa Anda gunakan dalam segala cara yang bisa Anda gunakan di setiap tempat yang bisa Anda gunakan di setiap waktu yang bisa Anda gunakan kepada setiap orang yang Anda temui selama Anda dapat melakukannya. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku | : | A Young Woman After God's Own Heart |
Judul asli artikel | : | A Heart That Serves |
Penulis | : | Elizabeth George |
Penerbit | : | Harvest House Publishers |
Halaman | : | 173 -- 183 |
YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
● BPK/IBU ROSTIAWAN MANALU yang berulang tahun pada tanggal 6 MARET
● SDRA ALVIN yang berulang tahun pada tanggal 7 MARET
● CHERYL CHRYSANTA KHO yang berulang tahun pada tanggal 9 MARET
● CHESYA VALENTCIA yang berulang tahun pada tanggal 10 MARET
† TUHAN YESUS MEMBERKATI †
Tidak ada komentar:
Posting Komentar