Minggu, 21 Januari 2018

WARTA JEMAAT 21 JANUARI 2018

Ringkasan Khotbah 14 JANUARI 2018

TEMA : PELAYANAN YANG TERBAIK

AYAT POKOK : Lukas 10 : 38-42

Lukas 10 : 38-42 ➠ dalam ayat-ayat ini ada 2 orang wanita yang sama-sama melayani,namun Yesus memuji Maria karena Maria telah memilih bagian yang terbaik dan itu tidak akan diambil darinya.

Kita belajar dari ayat-ayat ini :
Ayat 38 ➠ Marta menerima Dia dirumahnya namun pelayanan Marta tidak disertai kasih atau hanya basa-basi.Pelayanan seperti ini akan menimbulkan persungutan,protes,dll.Seperti pelayanan Simon orang Farisi Lukas 7 : 36.
Ayat 39 mulai cari kesalahan
Marta mulai cari kesalahan Maria dengan cara berkata kepada Yesus ia dibiarkan melayani sendiri dan berkata tidak pedulikan Yesus kepadanya.Wahyu 2 : 2-5 ➠ Yesus mencela jemaat yang di Efesus karena mereka meninggalkan kasih mereka yang semula Ayat 42 ➠ Maria telah memilih bagian terbaik melayani dengan kasih

Apa yang dilakukan Maria?Ayat 39
• Maria duduk dekat kaki Yesus.Ini berbicara tentang doa dan pujian penyembahan Maria pintar,dia dekat dengan sumber itu yaitu Yesus
• Maria mendengarkan Tuhan

Saudara mari layanilah Tuhan dengan baik yaitu dengan segenap kehidupan kita apapun yang Tuhan izinkan dalam hidup kita dalam pelayanan lakukanlah dengan segenap hati bukan setengah hati dan Tuhan akan memberkati kehidupan kita.Amin

YANG TAK MASUK AKAL: Serahkan pada Tuhan

Baca :  Kisah Para Rasul 5:17-25
"Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya."  Kisah 5:23

Tuhan menciptakan manusia dengan sesuatu yang sangat spesial dan berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya yang lain, karena manusia dilengkapi dengan akal dan pikiran.  Sayangnya dalam menjalani hidup ini manusia lebih sering mengandalkan akalnya sendiri daripada hidup mengandalkan Tuhan.  Celah ini dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih keraguan, benih kebimbangan dan benih ketidakpercayaan, sehingga manusia tidak lagi sepenuhnya percaya akan kuasa Tuhan.

     Sebagai umat ciptaan-Nya kita harus menyadari bahwa akal kita ini sangatlah terbatas.  Dengan akal itu kita takkan mampu menjangkau dan menyelami kebesaran kuasa Tuhan, kasih-Nya, karya-Nya, kekuatan-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya.  "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:9).  Karena itu jangan sekali-kali menempatkan firman Tuhan di bawah akal kita, tetapi tempatkanlah firman Tuhan itu di atas akal kita.  Akal kita harus tunduk sepenuhnya di bawah otoritas firman Tuhan.  Jangan sekali-kali mengukur dan menilai perkara-perkara rohani atau segala perkara yang Tuhan kerjakan dengan kemampuan akal kita, karena sampai kapan pun kita takkan sanggup.  "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,"  (Efesus 3:20).  Perkara-perkara yang tak masuk akal atau yang mustahil itulah yang Tuhan kerjakan dan sediakan bagi orang yang mengasihi-Nya.

     Dalam menghadapi masalah seberat apa pun tak perlu kita mereka-reka jalan, tak perlu kita takut dan stres, serahkan semuanya kepada Tuhan, karena Dia selalu punya cara untuk menolong kita dan cara-Nya penuh keajaiban.  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).  Ketika dihadapkan pada hal-hal yang tak masuk akal seharusnya kita terdorong untuk semakin melekat kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya.


Tuhan kita adalah ahli dalam hal mengerjakan hal-hal yang tidak masuk akal!

Hendaklah Perkataanmu Menjadi Berkat Bagi Orang Lain.

Hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung pujian-pujian dan nyanyian rohani. Hendaklah Perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya diantara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan pujian-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah didalam hatimu.

Mulutku mengucapkan pujian-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji namaNyayang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Haleluyah! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu. Bernyanyilah bagi Tuhan dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!

Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dasyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. 1 Kort. 14:15, Efes. 5:18-19, Kolose 3:16, Mazm. 145:21; 147:1,7; Wah 14:2.

Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja, lidahku ialah pena seorang juru-tulis yang mahir (Mazm. 45 :2)

Setiap orang percaya setiap perkataannya/perbuataannya harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan , makanya Tuhan memberikan mulut kita satu, supaya kita jangan banyak berkata-kata saja, setiap perkataan yg keluar dari mulut berasal dari hati kita, karena dari hati dan mulut, kita bisa mengaku Yesus adalah Tuhan (Roma 10 : 8). Siapa yang memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran (Amsal 21: 23), maka perkataan orang2 percaya Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulut mu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun dimana perlu supaya mereka yang mendengar beroleh kasih karunia (Efes.4: 29)

Tuhan Yesus berkata kepada kita semua Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya (Lukas 6 : 45)

Oleh sebab itu setiap orang percaya biarlah apa yg diucapkannya, dan ditulis di setiap millis ini membawa berkat bagi banyak orang dan penuh kasih. ( Efesus 4 : 6) .

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah tetapi tidak mengekang lidahnya ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya (Yohanes 1 : 26)
Tuhan memberkati.
HIDUPKU,HIDUPMU ADALAH KITAB TERBUKA UNTUK MEMULIAKAN TUHAN
Bacaan :  II Korintus 3 : 1 – 6
 “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayan kami, ditulis bukan dengan tintah, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,…..
II Korintus 3 : 2 - 3

Sahabat Muda, sadar atau tidak sadar, kita setiap hari bahkan setiap waktu atau setiap saat sedang menulis sebuah perjalanan atau sejarah, yakni sejarah hidup kita masing-masing. Setiap saat pula orang-orang memperhatikan dan membaca apa yang kita tulis. Mereka akan senang ketika kita menulis hal-hal yang baik, dan mereka akan tidak suka ketika kita menulis hal-hal yang jelek. Tanpa kita sadari lembaran demi lembaran yang telah kita tulis akan berdampak dan akan kita tinggalkan untuk generasi sesudah kita, entah itu sejarah yang baik ataupun sejarah yang buruk.     

Sahabat Muda, dalam bacaan 2 Korintus 3 : 1 – 6, disitu Rasul Paulus mengatakan bahwa ia melayani tanpa mengharapkan pujian dari orang lain. Orang yang dilayani itulah yang merupakan buku yang berisi kisah tentang pelayanan Rasul Paulus. Mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus melalui pelayanan Rasul Paulus itu menjadi sebuah kitab yang terbuka, yang bias dibaca oleh semua orang. Itulah buku yang sebenarnya, yang terbukti benar dan tidak mengandung kebohongan.

Sahabat Muda, bagaimana hidup kita sebagai orang muda Kristen seharusnya dalam hal pelayanan atau memuliakan Tuhan :
1.Dalam 2 korintus 3 : 2 dikatakan bahwa pelayanan tidak harus membutuhkan pujian. Surat pujian tidak tertulis tetapi ada dihati setiap orang banyak. Hidup kita adalah surat pujian yang biss dilihat, dinilai, dan dibaca banyak orang.
2.Dalam 2 Korintus 3 : 2 dikatakan bahwa kita adalah surat Kristus, tidak ditulis dari tintah, tetapi dari Roh Allah yang hidup dalam perjalanan hidup kita.  

3.Dalam 2 Korintus 3 : 5 dikatakan bahwa segala sesuatu terjadi dalam hidup kita, terjadi hanya pekerjaan Allah saja, bukan pekerjaan kita sendiri. Roh Allah yang selalu memimpin kita sesuai dengan kehendak Allah.  

Sahabat Muda, sejarah terus berjalan, kita adalah surat Kristus, kitab yang terbuka yang dipakai Allah untuk bersaksi dalam setiap perjalanan hidup kita. Kita digerakkan oleh Roh Allah menjadi kitab yang terbuka bagi orang-orang disekitar kita. 

Sahabat Muda, sudahkan kita benar-benar menjadi saksi bagi Kristus untuk orang-orang disekitar kita!. Menjadi kitab terbuka bagi setiap orang! Atau tidak sama sekali! 


Sahabat Muda, saat ini, detik ini, Tuhan memanggil kita untuk tetap setia menjadi kitab terbuka, menjadi berkat dalam setiap perjalanan hidup kita bagi orang lain. Amen.

You are here

PENOLONG IDEAL

"Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya ? Ia lebih berharga daripada permata..." [ Amsal 31:10-31 ]
Isteri yang cakap, jika diterjemahkan dari bahasa aslinya secara literal berarti noble character. Jadi cakap disini sama sekali tidak berkaitan dengan tubuh atau fisik seseorang, melainkan dengan karakter. Noble berarti mulia, luhur, dan baik. Sedangkan karakter adalah kualitas dari sesuatu yang telah melalui ujian. Kalau seseorang berbuat baik, ia belum dapat disebut memiliki karakter baik, sebab boleh jadi ia hanya berbuat baik kalau sedang senang perasaannya, atau sedang tidak ada masalah, dsb. Tetapi apabila seseorang telah diuji dengan bermacam-macam ujian, dia ternyata selalu berbuat baik, maka dapatlah ia disebut memiliki karakter baik. Jadi karakter adalah kualitas dari seseorang yang telah mengalami berbagai macam ujian.
[block:views=similarterms-block_1]
Jadi, makna dari isteri yang cakap adalah isteri yang telah mengalami berbagai macam ujian, dan ternyata selalu berbuat hal-hal yang luhur, mulia dan baik. Karena isteri berfungsi sebagai penolong, maka dalam tulisan ini, isteri yang memiliki karakter mulia, luhur dan baik, diistilahkan sebagai penolong ideal. Penolong ideal adalah seorang isteri yang selalu atau sepanjang hidupnya, berbuat hal=hal yang mulia, luhur dan baik.
Sebelumnya, perlu dibedakan antara penolong ideal dan penolong yang sepadan. Hawa adalah penolong yang sepadan bagi Adam, tetapi ini tidak berarti Hawa selalu dan sepanjang hidupnya berbuat hal-hal yang luhur bagi suaminya. Pada kenyataannya, Hawa tergoda dan jatuh kedalam dosa. Banyak suami yang melayani Tuhan, saat ini, mendapatkan penolong yang sepadan baginya. Ini bukan berarti bahwa isterinya selalu berbuat hal-hal yang luhur seumur hidupnya, atau bukan berarti isterinya tidak memiliki kekurangan-kekurangan. Sepadan disini berarti cocok, sesuai/tepat, dalam arti, kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya sangat cocok untuk dipakai Tuhan bagi pembentukan karakter suami, agar sang suami ditolong dalam menyelesaikan tugasnya. Mendapat penolong yang sepadan, mungkin mudah. Tetapi, penolong ideal, siapakah akan mendapatkannya, seperti bunyi ayat kita diatas.
Pernyataan, "Siapakah akan mendapatkannya ?" menunjukkan bahwa tidak sembarang orang memperolehnya, dan bahwa ada syarat-syarat tertentu sebelum seseorang mendapatkannya. Diperlukan persyaratan tertentu bagi seorang pemuda, jika ia ingin mendapatkan penolong ideal. Jika seorang pemuda dikuasai oleh penglihatan jasmaninya, hampir dapat dipastikan bahwa ia tidak akan memperolehnya. Itu sebabnya ditegaskan, "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia..." (ayat 30). Ini tidak berarti penolong ideal haruslah gadis yang berpenampilan jasmani kurang menarik. Tetapi penolong ideal tidak ada kaitannya dengan penampilan jasmani.
Jika kita percaya bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan juga manusia, dalam arti pemuda sebagaimana pemuda-pemuda lainnya. Dan jika Bapa menghendaki agar Yesus menikah, maka kita boleh percaya bahwa Yesus akan mendapat penolong ideal. Bagaimana dengan pemuda-pemuda yang melayani Tuhan ? Adakah seorang yang memenuhi syarat mendapat penolong ideal ?
Nilai seorang penolong ideal sangat tinggi. Keindahan permata dengan harganya yang mahalpun tidak dapat menandinginya. Dalam Amsal 12:4 dikatakan, "Isteri yang cakap (noble character) adalah mahkota suaminya...". Mahkota bukan hanya mengacu pada otoritas atau hak memerintah sebagaimana halnya dengan raja, tetapi juga mengacu pada kemuliaan dan nilai seseorang. Nilai seorang suami, sangat ditentukan oleh bagaimana isterinya.
Bagaimana dengan para suami yang melayani Tuhan ? Apakah isteri kita telah memberi kemuliaan dan nilai tinggi bagi diri kita ? Dapatkah penolong sepadan diproses sedemikian sehingga menjadi penolong ideal ? Semoga demikian, Amin.
"...tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji..." [ Amsal 31:10-31 ].
Telah disebutkan bahwa penolong ideal memiliki karakter mulia, luhur, dan baik (noble character).Darimana berasal karakter ini ? Apakah penolong ideal memiliki karakter ini karena keturunannya ? Mungkin bapa atau ibunya, kakek atau neneknya memang keturunan orang yang pada dasarnya sopan, lemah lembut dan baik ?
Ayat diatas menegaskan bahwa penolong ideal memiliki karakter mulia, disebabkan karena hubungannya dengan Tuhan. Disebutkan bahwa penolong ideal adalah isteri yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7 ).Pengetahuan yang dimaksud disini tentu bukan pengetahuan keilmuan ( scientific knowledge ), tetapi pengetahuan yang membuat hati orang terjamah Tuhan sehingga menjadi bijaksana, berhikmat dan memiliki karakter ilahi. Jadi, penolong ideal adalah seorang yang mempunyai hubungan yang jelas dengan Tuhan, dan karenanya memiliki noble character.
Dalam Amsal 31, ada beberapa sifat dari penolong ideal yang termasuk dalam noble character. Pertama, yang bersangkut paut dengan lidah/perkataannya (ay 26). Perkataan penolong ideal merupakan perkataan hikmat dan merupakan pengajaran yang lemah lembut. Perkataan hikmat memiliki kuasa ilahi sehingga dapat memadamkan perbantahan, dan bahkan menyelesaikan masalah. Mungkin karena urusan rumah tangga itu banyak, sehingga para isteri kristen sering terjebak sehingga masuk dalam kategori "isteri cerewet". Semakin ia membuka mulutnya, semakin bertambah masalah. Tetapi kekuatan penolong ideal terletak pada perkataannya.
Kedua, yang bersangkut paut dengan keteguhannya. Keteguhan penolong ideal diungkapkan dengan kata-kata, "ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya" ( ayat 17 ). Penolong ideal adalah seorang yang kuat, dalam arti tidak mudah menyerah dan tidak putus asa. Problem rumah tangga sering kali membuat oang menjadi lelah dan putus asa. Tetapi penolong ideal mempunyai kekuatan didalam dirinya, sehingga ia dapat meneguhkan suami, serta melalui semuanya itu dengan berhasil.
Ketiga, yang bersangkut paut dengan masa depan. Penolong ideal memiliki iman dan keyakinan, sehingga ia, "...tertawa tentang hari depan" ( ayat 25 ). Tidak ada kekuatiran didalam dirinya. Penolong ideal berjuang karena imannya, dan bukan karena kekuatirannya.
Sifat lain dari penolong ideal dalam hubungannya dengan suami dan anak-anak adalah, ia berbuat baik kepada suaminya sepanjang umurnya. Bila seorang isteri berbuat baik kepada suami dan hanya sesekali berbuat jahat, mungkin hal seperti ini sudah lazim kita temui. Tetapi bila seorang isteri berbuat baik pada suami seumur hidupnya, tanpa pernah berbuat jahat atau merencanakan yang jahat pada suaminya, tentu hal ini sangat jarang terjadi. Tetapi seperti itulah penolong ideal. Karena perilakunya ini, sang suami percaya kepadanya (ayat 28). Juga anak-anaknya, menyebutnya berbahagia (diberkati-ayat 28).
Satu hal perlu ditambahkan disini perihal anak-anak dalam suatu keluarga. Alkitab ( khususnya Perjanjian Lama ), seringkali mengungkapkan mengenai anak-anak yang dilahirkan dalam suatu keluarga, sebagai pemberian seorang isteri kepada suaminya. Ungkapannya kurang lebih demikian, misalnya, "Sara melahirkan Ishak bagi Abraham". Memang seorang isteri Kristen yang tidak mempunyai anak, tidak langsung berarti ia bersalah atau kurang iman, dan sebagainya. Karena secara medis, bisa jadi persoalannya ada pada suaminya. Tetapi bagaimanapun juga, ada nilai tertentu bagi isteri yang telah memberikan anak pada suaminya. Itu sebabnya Alkitab berkata,
"...perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman..."(I Timotius 2:15).
Penolong ideal, bukan saja memberikan anak-anak pada suaminya, tetapi memberikan anak-anak yang dapat, "...bangun dan menyebutnya berbahagia", dalam arti, anak-anak yang berpengertian dan berpikiran dewasa.
Penolong ideal melebihi banyak wanita yang telah berbuat baik ( ayat 29). Suaminya tidak akan kekurangan keuntungan ( ayat 11 ). Berbahagialah suami yang mendapatkannya.
"...Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya...Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya..." (Amsal 31:10-31).
Dalam bagian terakhir ini, kita akan melihat bagaimana perilaku atau sikap penolong ideal dalam kaitannya dengan rumah ( rumah tangganya ), pekerjaan ( uang ), dan orang lain ( yang tertindas dan yang miskin ).
Ayat diatas menegaskan bahwa penolong ideal terfokus pada seisi rumahnya. Ungkapan, "...menyediakan makanan untuk seisi rumahnya...mengawasi segala perbuatan rumah tangganya", membuktikan bahwa penolong ideal adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ini tidak berarti penolong ideal tidak bekerja dengan tangannya dan menghasilkan uang, tetapi sekalipun ia mempunyai penghasilan sendiri dari pekerjaan tangannya, namun ia bukanlah tipe "wanita karier" yang kadangkala harus memilih antara rumah tangga atau pekerjaannya.
Penolong ideal sangat memperhatikan segala urusan rumah tangganya, sementara suaminya,"...dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri" ( ayat 23 ). Fokus penolong ideal adalah rumahnya, sementara suaminya adalah "pintu gerbang". Pada zaman itu, para laki-laki (tua-tua), sering berkumpul dipintu gerbang kota dan membicarakan banyak hal terutama nasib dan masa depan kota dimana mereka tinggal. Istilah "pintu gerbang" dan juga "tua-tua", menunjukkan bahwa suami dari penolong ideal memiliki kepemimpinan yang jelas, bukan saja di dalam rumah tangganya tetapi juga di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini berarti bahwa penolong ideal mengizinkan dan mendukung kepemimpinan suaminya, baik di rumah maupun ditengah-tengah masyarakat kota. Mendukung kepemimpinan suami, bagi seorang isteri berarti penundukkan diri. Karakter penolong ideal adalah tunduk dan mendukung kepemimpinan suami.
Suami dari penolong ideal bukan saja memiliki kepemimpinan yang jelas, tetapi juga keterkenalan/popularitas. Popularitas seorang suami biasanya didukung oleh keberhasilannya dalam bidang usaha, jabatan, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Semua ini dimungkinkan karena dukungan seorang penolong ideal. Sangat sulit bagi seorang suami dapat berhasil dalam karier, usaha, dan pelayanan tanpa dukungan yang sungguh-sungguh dari seorang isteri. Disini kita lihat kualitas penolong ideal, yaitu dengan memperhatikan keberhasilan suaminya.
Penolong ideal, bukan saja menundukkan diri dan mendukung suami dalam karier, usaha dan pelayanan, tetapi ia sendiri memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan uang ( ayat 16,18,24 ).Mungkin bagi seorang wanita, bekerja dan menghasilkan uang tidak begitu sulit. Tetapi bagi seorang wanita yang terfokus pada rumahnya( tidak mengabaikan pekerjaan rumah tangganya), dan mendukung kepemimpinan suami, serta memiliki pekerjaan yang menghasilkan uang, tentu tidaklah mudah. Tetapi inilah yang dilakukan penolong ideal.Itu sebabnya tertulis, "...biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang" (ayat 31).
Selain semua yang telah disebutkan, penolong ideal juga memiliki hati yang berbelas kasihan kepada yang tertindas dan yang miskin ( ayat 20 ). Nampaknya penolong ideal memiliki kekuatan dan reputasi dalam segala bidang. Dihadapan Tuhan, ia mempunyai hubungan yang jelas. Dihadapan suami dan anak-anak, ia dipuji. Dalam pekerjaannya, ia menghasilkan uang. Dihadapan orang lain, khususnya yang tertindas dan miskin, ia mengulurkan tangannya dan berbelas-kasihan.Sungguh luar biasa isteri yang cakap ( noble character ) ini. Siapakah akan mendapatkannya ?
YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
TEOFANI NATASYA POLANCO yang berulang tahun pada tanggal 24 Januari
YOEL MARBUN yang berulang tahun pada tanggal 24 Januari
SDRI DETRIANI SIHOTANG yang berulang tahun pada tanggal 26 Januari

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts