Minggu, 31 Desember 2017

WARTA JEMAAT 31 DESEMBER 2017

Ringkasan Khotbah 10 Desember 2017

TEMA : Bertahan Ditengah Kesukaran

AYAT POKOK : 2 Timotius 3 : 1

2 Timotius 3 : 1 →hari hari ini adalah masa yang sukar
Saat ini kita sedang mengalami apa yang dikatakan Paulus :orang mulai merasakan beratnya kehidupan,persaingan kerja yang semakin ketat,beban ekonomi yang semakin berat,serta pola hidup manusia yang semakin jahat.Kita tak ubahnya seperti prajurit di medan perang,dengan demikian kita tidak boleh lagi santai Efesus 6 : 10 ➠hendaklah kamu kuat

3 hal yang harus kita lakukan agar dapat bertahan ditengah kesukaran yang terjadi :
1. Kita harus berdoa
Doa merupakan salah satu kebenaran penting yang dilakukan dan diajarkan Yesus tanpa doa kita akan mengalami kematian rohani karena doa adalah nafas orang percaya Matius 26 : 36-39 ➠yang membuat Yesus kuat memikul tugas dan tanggung jawabnya adalah doa 1 Samuel 1 : 27 ➠yang membuat Hizkia kuat dan bertahan hidup adalah doa Daniel 6 : 11 ➠yang membuat Daniel kuat menghadapi musuh-musuhnya adalah doa.
2. Kita harus beribadah
1 Timotius 4 : 7-8 ➠latihlah dirimu beribadah Keluaran 23 : 25 ➠kamu harus beribadah kepada Tuhan allahmu Ulangan 10 : 12 ➠hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita.
3. Kita harus melakukan Firman Tuhan
Matius 4 : 4 ➠manusia hidup bukan dari roti saja Matius 7 : 24-25 ➠rumah Tidak roboh sebab didirikan di atas batu Mazmur 119 : 9 ➠dengan apa seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih.

Sebab itu saudara dalam keadaan apapun kita harus kuat didalam Tuhan berdoa,beribadah, melakukan Firman Tuhan 3 hal itu yang Tuhan mau dalam hidup kita di saat menghadapi masa sukar amin.

TIDAK PERLU TAKUT HADAPI ESOK

Baca :   Mazmur 125:1-5
"Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya."  Mazmur 125:1

Berita-berita yang mengerikan hampir setiap hari kita dengar, tak bisa disalahkan jika semua orang merasa takut dan kuatir menghadapi hari esok.  Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak perlu bersikap sama seperti mereka,  "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  (Amsal 23:18).  Hari esok memiliki kesusahannya sendiri  (baca  Matius 6:34), karena itu kita tidak perlu disibukkan memikirkan keadaan esok dengan dihantui oleh berbagai hal yang membuat takut dan kuatir, apalagi rasa takut dan kuatir itu sampai-sampai melampaui iman kita kepada Tuhan Yesus.

     Sekalipun dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan di segala bidang kehidupan, tetapi  "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28), karena penyertaan Tuhan atas kita sampai kepada kesudahan zaman  (baca  Matius 28:20b).  Marilah kita menjalani hidup ini dengan sikap yang optimis:  "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat..."  (2 Korintus 5:7).  Hidup karena percaya berarti melangkah dengan iman karena kita bukan lagi mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan mengandalkan Tuhan dan berserah kepada pimpinan-Nya.  Jangan pernah melewatkan hari tanpa melibatkan Tuhan dan meminta penyertaan-Nya dalam segala hal.  Mungkin hari-hari yang kita lalui seperti berada di lembah bayang-bayang maut.  Kita tidak perlu takut karena Tuhan beserta kita. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).

     Tanpa terasa kita sudah melewati hari-hari berat di sepanjang tahun 2017.  Tanpa penyertaan Tuhan kita tidak akan pernah sampai di hari ini.  Karena itu tetaplah mengucap syukur di segala keadaan!  Mari kita songsong pergantian tahun ini dengan memiliki tekad untuk hidup benar, dan jangan lagi bermain-main dengan dosa, sebab Tuhan pasti akan membuat  'pembedaan'  antara orang benar dan orang fasik.

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"  Yeremia 17:7

Berkat dan Perintah

Yang diberikan oleh Allah Bapa kepada kita itu ada dua, yaitu berkah dan perintah. Berkah yang kita terima adalah karya penyelamatan Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu Salib dan Kebangkitan-Nya pada hari yang ke tiga. Berkah ini kita terima dengan gratis oleh Bapa, alias tidak bayar apa-apa. Namun perintah adalah hal-hal yang diharuskan untuk dilakukan atau yang dituntut kepada kita. Dalam Injil Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Perintah ini secara ringkas ada di Matius 5, 6, dan 7 seluruh perikop, selain itu juga terdapat di Matius 25 ayat 35–40.

Namun kebalikan dari berkah, maka perintah harus dilakukan dengan seluruh jiwa raga kita atau dalam istilah Rasul Paulus, dalam Roma 12 ayat 1 adalah “tubuh“, kita harus mempersembahkan seluruh tubuh kita, itu merupakan persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.


Ada 2 perintah yang “berat” yang sampai saat ini penulis tidak bisa melakukannya, yaitu :

- Dalam Injil Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Yang menjadi masalah adalah penulis tinggal di antara suku bangsa Sunda (Bogor), namun sampai saat ini belum satu orang Sunda pun yang saya jadikan murid Kristus.

- Dalam Injil Lukas 21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Yang menjadi masalah kita ini tidak pernah mempersembahkan dari kekurangan kita. Gambaran janda miskin adalah yang paling tepat dari kita harus mempersembahkan seluruh kehidupan kita. Sebab janda miskin tersebut setelah mempersembahkan maka dia sudah tidak punya apa-apa, yang dia punya tinggal Tuhan saja. Dia tidak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya tetapi yang dia tahu hanya menuruti perintah Tuhan dengan segenap dan sebulat-bulat hati dan seluruh nasibnya hanya dia serahkan kepada Allah Bapa saja. Kita selaku orang “modern“ kadang kita menganggap hal yang demikian “tidak masuk akal” karena tidak menyisakan untuk berjaga-jaga. Kita sama sekali tidak punya “keberanian“ untuk benar-benar bergantung kepada Tuhan Yesus saja saja. Kalau kita masuk gereja dalam dompet ada Rp 500.000,00 paling yang kita persembahkan hanya Rp 50.000,00, padahal seharusnya yang kita persembahkan Rp 400.000,00 sedang sisanya yang Rp 100.000,00 kita gunakan untuk membeli bensin... jadi kita impas.
BERTEKUN DALAM DOA
Bacaan : Kolose 4 : 2 – 4
 “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambal mengucap syukur
Kolose 4 : 2

Sahabat Muda, saya punya cerita begini : pada suatu hari, pada waktu itu Sabtu sore datanglah lima orang remaja ke pastori.
Remaja : “Pak, tolong doakan kami.”
Pendeta : “Oh, boleh. Silahkan masuk semua.” (tumben pikir saya, anak-anak ini dating dan minda didoakan secara khusus. Apalagi, biasanya di kebaktian remaja beberapa diantara mereka agak cuek ketika berdoa.)
Pendeta : “Mengapa? Kalian ada pergumulan khusus? Mau didoakan apa?”
Remaja : “Senin besok kami akan Ujian Akhir Nasional. Tolong doakan kami supaya kami sukses dan lancer selama mengikuti ujian, pak”
Pendeta : (tersenyum dan kemudian berdoa).

Sahabat Muda, Tekun dalam berdoa. Itulah pesan Rasul Paulus kepada jemaat Kolose. Tekun artinya : “selalu, sungguh-sungguh, memusatkan hati dan pikiran, dan berpegang teguh”. Paulus menasihati jemaat di Kolose untuk senantiasa berdoa, selalu berjaga-jaga, dan mengucap syukur. Maksud Paulus, umat Tuhan perlu menggunakan waktu yang ada selama mereka hidup dan bernapas-sebagai alat di tangan Tuhan. Jemaat di Kolose juga diingatkan untuk mengucap syukur di dalam kehidupan doa mereka. Paulus menyadari bahwa umat Tuhan bisa saja tidak sabar dalam menanti jawaban doa. Paulus juga mengingatkan bahwa kehidupan doa bukan hanya menyendiri, mencari tempat sepi, dan diam. Umat Tuhan juga harus berjaga-jaga, artinya : tetap beraktivitas dalam kesiapan hati yang total.

Sahabat Muda, kita bisa lihat pada cerita anak remaja tadi. Mereka berdoa jika ada maunya saja. Banyak anak muda Kristen (orang Kristen) yang berdoa “jika ada maunya”. Mereka mendadak berdoa atau berdoa lebih khusyuk, lebih lama, dan lebih serius. Sebaliknya, jika tidak ada pergumulan, doa hanyalah menjadi rutinitas atau bahkan sangat jarang berdoa.

Sahabat Muda, Tuhan telah berfirman dalam Matius 7 : 7 – 8. Oleh karena itu mari….saat ini…kita belajar betekun dalam berdoa!.

 Disadur dari :
Youth for Christ, Kamis-20 April 2017

You are here

Kasih seorang ibu

Tayangan ulang untuk hari Ibu - hasil karya mang Ucup tulen! Apakah Anda mengasihi Ibu Anda? Apakah Anda masih ingat betapa besar kasih sayangnya Ibu Anda?Bacalah artikel ini! Kasih seorang Ibu. Jalannya sudah ter-titih2, karena usianya sudah lebih dari 70 th, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal dirumah jompo, karena kehadirannya tidak di-inginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tsb. Ayah dari anak tsb minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya.
Disamping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yg belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yg hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yg harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yg mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yg ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapa.
Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yg didapatkannya dari Tuhan dimana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yg ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love - Kasih. Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan diwaktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yg ia bisa dapatkan.
Terkadang ia harus menjahit s/d jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yg tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yg tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, disamping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yg seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yg tercinta, hanya yg terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian s/d makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca diluaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yg telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja.
Sejak saat tsb ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yg terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yg tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya diluar kota. Disana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yg bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak di undang, bahkan kehadirannya tidaklah di inginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yg tercinta. Sejak saat itu ber-th2 ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu.
Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dgn anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dgn menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja disana. Dirumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi pembantu dari keluarga tsb. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Dirumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinyada daripada dirinya sendiri. Disamping itu sering sekali di bentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dlm kamarnya yg kecil dibelakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja ber-th2 sebagai babu tanpa ada orang yg mengetahui siapa dirinya dirumah tsb, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yg setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo. Puluhan th ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dgn putri kesayangannya. Uang pension yg ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dgn pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yg ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Disamping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yg ia telah kumpulkan selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu diluaran telah mencapai 17 derajat dibawah nol dan salujupun turun dgn lebatnya, jangankan manusia anjingpun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena diluaran sangat dingin, tetapi Nene tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi kerumah putrinya. Ia ingin betemu dgn putrinya sekali lagi yg terakhir kali. Dgn tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus ber-jam2 diluaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat dimana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yg jauh dan tidak mudah bagi seorang nene tua yg berada dlm keadaan sakit.
Setiba dirumah putrinya dlm keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata purtinya sendiri yg membukakan pintu rumah gedong dimana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yg diucapkan putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dgn ibunya? Tidak! Bahkan ia di tegor: "Kamu sudah bekerja dirumah kami puluhan th sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu dibelakang rumah!"
"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yg terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena diluaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu. "Maaf saya tidak ada waktu, disamping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dgn nada kesal. Setelah itu pintu di tutup dgn keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis. Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesianpun tidak ada.
Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon dirumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon kekantor polisi, sebab dihalte bus di depan ada seorang nene meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!" Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yg tercinta yg tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
Ibu saya tidak melek komputer, bahkan beliau seorang wanita yg buta aksara, tetapi untuk mang Ucup pribadi beliau adalah wanita yg paling hebat, dimana s/d detik ini mang Ucup masih bisa belajar dari padanya. Belajar memberikan dan membagikan kasih tanpa pamrih dan tanpa lagas. Ibunya mang Ucup menderita sakit kanker, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Tiap kali saya menelpon Ibu, pertanyaan standard selalu diajukan kepada saya: "Apa yg Ibu bisa bantu untukmu nak?" Ia tidak memohon untuk dirinya sendiri dlm doanya, yg ia utamakan selalu hanyalah kami anak2nya! Ia selalu mendoakan kami siang dan malam.
Maka dari itulah untuk mang Ucup, Ibu saya adalah wanita yg tercantik sejagat raya, melebihi daripada Michael Preifer walaupun ia barusan saja terpilih oleh majalah People sebagai wanita tercantik sedunia untuk th 1999. Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dgn penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga.
Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak2nya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dlm setahun.
Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari2 tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja " sedangkan di hari2 lainnya tidak pernah mengingatnya, boro2 memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah.
Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dgn ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita? Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest, When Mother prayed, her soul was blest; Her heart and mind on Christ were stayed, And God was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers Who show, by word and deed, Commitment to Thy will and plan And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city, but it takes a mother to make a home.
Apabila Anda mengasihi Ibunda Anda sebarkanlah tulisan ini kepada rekan2 lainnya, agar mereka juga sadar selama Ibunda mereka masih hidup berikanlah bakti kasih Anda kepada Ibunda terkasih sebelumnya terlambat.
YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
SDRI KEREN N. yang berulang tahun pada tanggal 1 JANUARI
SDRI WIDIA SIHOTANG yang berulang tahun pada tanggal 4 JANUARI
SDRI KRISTINA SITORUS yang berulang tahun pada tanggal 6 JANUARI

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts