Senin, 11 Desember 2017

WARTA JEMAAT 10 DESEMBER 2017

Ringkasan Khotbah 03 Desember 2017

TEMA : Tiga Hal Yang Yang Harus Dijaga Orang Percaya  


AYAT POKOK : Amsal 4 : 23

Amsal 4 : 23 ➠ Jagalah hatimu



1.JAGALAH HATI
Hati merupakan bagian dalam diri manusia yang paling rentan, Iya mudah terluka dan mudah mempengaruhi sikap seseorang tetapi jika hatinya bersih maka didalamnya penuh dengan potensi Ilahi Lukas 6 : 45  Jadi baik atau tidak baik seseorang ditentukan oleh kondisi hati.Menjaga hati tidak sama dengan menjaga barang-barang berharga Mazmur 119 : 9-11 ➨jaga hati dengan Firman Tuhan.
2. JAGA LIDAH
Amsal 18 : 21 hidup dan mati dikuasai oleh lidah Yakobus 3 : 5 lidah turut menentukan perkara-perkara besar dalam hidup kita Yakobus 1 : 26 ➨lidah menentukan makna ibadah kita Yakobus 3: 2lidah memberi nilai sempurna dalam diri seseorang Yosua 1 : 8 ➠bertindak hati perjalananmu akan beruntung Amsal 4 : 24 mulut serong.
3. JAGA IMAN
Yakobus 1 : 3 ➠ujian terhadap imanmu menghasilkan ketentuan. iman kita pasti diuji karena sifat Iman bertumbuh, Mengapa Iman harus dijaga? karena iman memiliki musuh terberat yaitu kebimbangan Yakobus 1 : 6 ➠meminta dengan iman dan jangan bimbang.

Bagaimana cara menjaga iman?
2 Petrus 1 : 5-9 ➠berusaha menambahkan kepada iman

Lakukanlah kehendak Allah dalam hidupmu sepanjang engkau diberi kesempatan untuk menjaga hati, lidah dan iman.Amin


DALAM HADIRAT TUHAN: Hidup Dalam Kekudusan

Baca : Mazmur 27 : 4-6

"Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya."  Mazmur 27:4

Bagi Daud tak ada tempat yang paling ia ingini selain berada di dalam bait Tuhan.  "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  (Mazmur 84:11).  Saat berada di dalam bait Tuhan inilah Daud merasakan dan mengalami hadirat Tuhan.  Hadirat Tuhan dapat diartikan sebagai kehadiran Tuhan, hadir di tengah-tengah umat-Nya dengan segala manifestasinya.  Di dalam hadirat Tuhan ada sukacita, damai sejahtera, ketenangan, kemenangan, keamanan, pemulihan, perlindungan dan jawaban untuk semua pergumulan yang kita alami.

     Dunia ini penuh dengan masalah, penderitaan, tekanan dan air mata;  namun syukur kepada Tuhan, sebagai umat tebusan-Nya kita mempunyai hak untuk masuk dalam hadirat-Nya, sehingga sekalipun kita berada di dunia yang penuh masalah dan air mata, saat kita berada di hadirat Tuhan ada pertolongan, pemulihan, kelepasan, kepuasan, sukacita dan bahkan damai sejahtera yang melampaui segala akal  (baca  Filipi 4:7).  Akan tetapi tidak semua orang bisa masuk ke hadirat Tuhan dan merasakan lawatan Tuhan, ada syarat yang harus dipenuhi, utamanya hidup dalam kekudusan.  "TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus;"  (Mazmur 11:4), artinya hadirat Tuhan itu kudus, maka tanpa kekudusan tidak seorang pun dapat mengalami hadirat-Nya.  "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15-16).

     Hidup kudus adalah syarat utama untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan.  Adalah mutlak bagi orang percaya berjalan dalam kekudusan setiap hari.  Kalau hidup kita tidak kudus atau ada dosa yang masih belum dibereskan, kita tidak akan mampu bertahan di dalam hadirat Tuhan.  Jadi untuk merasakan dan menikmati hadirat Tuhan hidup kita harus benar-benar dalam keadaan benar.


Hadirat Tuhan itu sungguh teramat kudus, karena itu kita pun harus hidup dalam kekudusan!


Jawaban Doa
Oleh: Ev.Sudiana
Yak 5:16 doa orang yang benar, bila dengan yakin di doakan, sangat besar kuasanya.

Saudaraku, saya seorang ibu yang sangat suka mendoakan anak-anak saya supaya" bertobat, hidup benar di hadapan Tuhan, mencintai firman Tuhan dan melakukannya"

Karena saya tahu keterbatasan saya seorang ibu yang terbatas tidak dapat menjaga anak-anak saya selama 24 jam atau sepanjang hidup anak.
Itulah gunanya doa.

Kemudian sebagai orang tua, ternyata saya juga menjadi alat Tuhan menjadi tangan Tuhan merancangkan kehidupan atau masa depan anak.

Inilah pengalaman saya, yang akan saya tuliskan dan juga saksikan.

Sepanjang saya melayani "ada orang tua mempunyai anak yang sudah berumur 30 tahun - sudah menikah - dan sudah punya anak 5 orang - tapi tidak bekerja, tidak punya pekerjaan, tidak punya masa depan dan masih di beri makan orang tua, orang tua masih terus bekerja" kondisi sudah tua - harusnya sudah pensiun"

Saya berpikir - hal itu tidak boleh terjadi kepada saya dan anak saya.

Kenapa hal yang di atas terjadi "nah sebagai orang tua saya bekerja dan punya penghasil yang baik" hal ini semua karena kebaikan Tuhan.

Tapi bagaimana caranya supaya anak saya juga bisa mengalami yang saya alami.

Saya ajak anak diskusi, kami orang tua akan membantu anak punya penghasilan.

Apakah dia mau sekolah ke arah yang ada keahlian sehingga bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.

Atau anak mau berdagang.

Saya sebagai orang tua harus berdoa dan berusaha sampai anak kita bisa mencapai cita-citanya.

1. Doa orang benar - artinya tidak cukup hanya doa - ternyata kita juga harus hidup benar sebagai teladan buat anak kita.

2. Yang ke-2 - yakin .... bicara iman, ini cukup membuat deg ..deg..kan tidak kalah sama orang yang jatuh cinta berharap mendapatkan cinta dan di cintai.
Ketika saya sudah diskusi dengan anak supaya mau sekolah dan kerja di australia "saya yakin sekali akan mendapatkan visa student - tapi sampai visa itu selesai - berdoa dengan berbagai pertanyaan " Tuhan apakah dosa-dosa menghalangi doa ini, bagaimana keadaan anakku - jika doaku gagal - berarti cita-cita anakku gagal - apakah dia akan frustasi"

Tapi saya cuma tahu satu hal ternyata doa yang kita sampai kan kepada Tuhan - dan jawaban doa itu adalah Belas kasih Tuhan - ternyata doa kita, iman kita tidak cukup banyak.

3. Bagaimana doa itu akhir nya bisa menjadi berkuasa ..... percayalah Tuhan itu sangat mengasihi kita.

Karena harus nya kita malu atau sulit untuk berbuat dosa dan jahat.

Tuhan Yesus mengasihimu
Sumber: kesaksian

BELAJAR DARI KEGAGALAN
Bacaan : Yohanes 14 : 25 - 26
 “…Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengiatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 14 : 26

Sahabat Muda, ada sebuah peribahasa seperti ini “Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Peribahasa ini tidak asing lagi bagi kita, yang asing bagi kita adalah memberi tempat bagi kegagalan untuk menjadi guru yang terbaik. Kita cendrung menyembunyikan kegagalan sebab kegagalan dipandang sebagai aib, bukan sebagai guru. Padahal, kegagalan pun bisa mengajarkan seseorang untuk menjadi lebih baik.

Sahabat Muda, Tuhan Yesus mengiatkan para murid-Nya akan peran dan fungsi Roh Kudus dalam mengajar. Apa yang diajarkan? Roh Kudus mengajarkan segala sesuatu (ay.26). Itu berarti kegagalan juga diberikan tempat, dari kegagalan orang dapat memetik hikmah. Kegagalan bisa membuat orang bertumbuh menjadi lebih matang dan dewasa dalam memandang dan menjalani hidup. Paling tidak, kegagalan mengajarkan bahwa kita membutuhkan Tuhan. Karena itu, sebelum Yesus menuntaskan karya-Nya di dunia dan kembali ke dalam kemuliaan Bapa-Nya, Ia mempersiapkan para murid-Nya dan menjanjikan kepada mereka seorang Penolong dan Pengajaran yang akan mendampingi mereka selama di dunia. Hanya saja, para murid perlu membuka diri untuk menerima pengajaran dan tuntunan Roh Kudus. Membuka diri untuk belajar dari kegagalan adalah cerminan dari keterbukaan kepada Roh Kudus sehingga Ia bisa menyingkapkan apa yang baik yang bisa kita petik dan lakukan.

Sahabat Muda, kita memang tidak mau gagal. Tetapi kita bisa belajar dari kegagalan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan utuh lebih penting daripada menutupi kegagalan dan menjadi pesimis. 

Sahabat Muda, Ingatlah : jangan malu dan takut gagal. Kegagalan justru akan memberi tahu kita jalan untuk berhasil. Jadi, belajarlah dari kegagalan itu. Amen.

 Disadur dari : 
Youth for Christ, Rabu, 14 Juni 2017

Keberhasilan serta Kegagalan Rahel dan Lea

"...seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel..." [ Rut 4:12 ]. Rahel dan Lea sebagai isteri-isteri Yakub, dipandang berhasil karena telah membangunkan umat Israel. Membangunkan umat Israel disini berarti bahwa Rahel dan Lea telah berhasil melahirkan anak-anak, yang pada gilirannya menghasilkan suatu umat yaitu Israel. Disini kita tidak mempersoalkan masalah poligami, yang pada umumnya dijalankan oleh hamba-hamba Tuhan pada masa Perjanjian Lama. Kita hanya terfokus pada perilaku Rahel dan Lea, sebagai isteri, yaitu apakah mereka berfungsi sebagai penolong yang baik bagi Yakub atau tidak.
[block:views=similarterms-block_1]
Anak-anak yang dilahirkan, dipandang sebagai pemberian seorang isteri bagi suaminya. Itu sebabnya, sebagai contoh, Alkitab mencatat, "...Lea mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub" [ Kej. 30:17 ]. Rahel dan Lea telah memberikan 12 anak kepada Yakub, dan inilah keberhasilan Rahel dan Lea sebagai isteri. Keberhasilan Rahel dan Lea selanjutnya adalah ketika mereka mendukung sepenuhnya rencana Yakub untuk pergi meninggalkan Laban, ayah mereka, sesuai yang diperintahkan Allah kepada Yakub [ Kej. 31 ].
Bagaimana peran Rahel dan Lea, khususnya Rahel, dalam perjalanan rohani Yakub? Sebab, Yakub adalah seorang yang mengalami pembentukkan dan proses disiplin Tuhan terus-menerus dalam kehidupannya, agar secara rohani,, ia dapat mengenal Allah Abraham yang telah memilihnya.. Kita baca dalam Kejadian 31:32 demikian, "...Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu". Pada pasal ini diceritakan bahwa Rahel mencuri terafim yaitu dewa-dewa milik ayahnya. Kita tidak tahu dengan pasti apa motivasi Rahel mencuri dewa- dewa ayahnya. Tetapi melalui peristiwa ini, setidaknya kita dapat mengenal bagaimana kesetiaan Rahel terhadap Allah Yakub. Nampaknya, Rahel tidak sungguh-sungguh beribadah kepada Allah Yakub. Walaupun, diakhir hidupnya sebelum kelahiran Benyamin, nampaknya Rahel menjauhkan terafim ayahnya itu [ Kej. 35:2 ], pada waktu Yakub akan mendirikan mezbah di Betel.
Tetapi Alkitab mendahulukan nama Rahel dari pada Lea, ketika menyebut keduanya sebagai orang yang telah membangunkan umat Israel. Nampaknya ini disebabkan Rahel lebih dipakai Tuhan, dalam pembentukkan karakter Yakub. Karena hati Yakub sangat melekat pada Rahel, maka Rahel menjadi alat yang sangat efektif di tangan Tuhan untuk membentuk Yakub.
Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari keberhasilan dan kegagalan mereka? Bagaimana kita menerapkan keberhasilan mereka, dalam melahirkan anak-anak bagi Yakub? Apakah isteri Kristen yang tidak melahirkan dan memberikan anak-anak kepada suaminya, dapat dipandang suatu kegagalan? Walaupun perihal memberikan anak-anak kepada suami, memiliki nilai rohaninya pada masa Perjanjian Baru [ I Tim. 2:15 ], tetapi tidak perlu dipandang suatu kegagalan, bila isteri Kristen tidak dapat memberikan anak-anak kepada suaminya.
Selanjutnya, kita lihat bahwa "berhala-berhala" didalam seisi rumah, akan menjadi penghambat jika seorang bapa akan mendirikan mezbah keluarga. Isteri Kristen yang secara tersembunyi mencintai dunia ini dan tidak sungguh-sungguh beribadah, akan menghambat suaminya dalam membangun mezbah keluarga. Semoga para isteri Kristen tidak menyembunyikan "terafim" di dalam hatinya.
Sumber: Gema Sion Ministry
YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
● SDRI NOFFI yang berulang tahun pada tanggal 11 DESEMBER


● BPK HERMANTO SITOHANG yang berulang tahun pada tanggal 12 DESEMBER

● DESYA FONIA yang berulang tahun pada tanggal 16 DESEMBER

● MATTHEW LIM HAREFA yang berulang tahun pada tanggal 16 DESEMBER


† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts