Sabtu, 25 November 2017

WARTA JEMAAT 19 NOVEMBER 2017

Ringkasan Khotbah 12 November 2017
Pdt. Nonje Kewas



AYAT POKOK : Mazmur 91 : 14-16
Kata melekat adalah terjemahan dari kata Ibrani "CHASHAQ" dan dari kata dalam bahasa Inggris "DESIRE" yang berarti berhasrat orang yang mencintai dan menempel atau merapat.

Jadi orang yang melekat pada Tuhan adalah orang yang berhasrat untuk selalu dekat dengan Tuhan,mencintai Dia dengan sepenuh hati selalu merindukan persekutuan dengan Dia (Yohanes 15 : 4) orang yang melekat kepada Tuhan tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kamu.Mazmur 25 : 14 dan orang yang melekat kepada Tuhan perjanjiannya diberitahukan kepada mereka Mazmur 118 : 6 Tuhan selalu bersama kita.

Keuntungan orang yang melekat kepada Tuhan :
1. Ayat 14 ➠ Tuhan akan menjaganya meluputkan dari marabahaya melindungi dari segala yang jahat.
2. Ayat 15a ➠ Tuhan mendengar doa-doanya.
3. Ayat 15b ➠ Tuhan akan menyertai dan akan selalu ada disaat kita membutuhkan. 
4. Ayat 16 ➨ Tuhan akan memperlihatkan dan mengijinkan kita menikmati hari-hari baik.
JANGAN LALAI MENDIDIK ANAK

Baca: 2 Timotius 1:3-18
"Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu." 2 Timotius 1:5

Telinga kita pasti sangat familiar dengan istilah 'Like father like son', yang secara harafiah dapat diartikan bahwa sifat atau karakter anak tidak akan jauh dari ayahnya. Istilah lain yang memiliki kesamaan arti adalah 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya'. Secara umum istilah ini mengacu kepada kesamaan sifat, kebiasaan, bakat atau bisa juga hobi, antara generasi sebelumnya dengan generasi berikutnya dalam sebuah keluarga.

Timotius, lahir dari seorang wanita Yahudi bernama Eunike dan ayahnya berkebangsaan Yunani (Kisah 16:1). Dalam bahasa Yunani arti nama Timotius adalah kehormatan bagi Tuhan. Timotius tumbuh menjadi orang muda yang "...dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium," (Kisah 16:2) dan memiliki hati yang takut akan Tuhan. Hal ini terjadi oleh karena Timotius berada di tengah-tengah keluarga yang mengasihi Tuhan dan takut akan Tuhan. Neneknya (Lois) dan Ibunya (Eunike) tidak lalai dalam mendidik Timotius dengan mengajarkan nilai-nilai firman Tuhan setiap hari. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Karena senantiasa mendengarkan nasihat firman Tuhan yang disampaikan oleh orangtua, Timotius pun tumbuh menjadi seorang anak yang beriman kepada Tuhan. "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17).

Setelah beranjak dewasa Timotius menjadi anak didik rasul Paulus dalam pelayanan. "...Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan." (Kisah 16:3). Dalam suratnya kepada Timotius, rasul Paulus tak pernah berhenti untuk men-support, menasihati dan menyemangati dia untuk semakin giat dalam melayani Tuhan dan mengobarkan karunia Tuhan yang ada padanya (baca 2 Timotius 1:6), "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya," (2 Timotius 4:2). Timotius membuktikan diri sebagai anak rohani yang mengikuti jejak Paulus, bapak rohaninya.

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Amsal 22:6


Siapkah Anda Disembuhkan Dan Dipulihkan?
Dalam lukas 5:12-14 berisi tentang bagaimana Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta.

Ayat 12: "Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”

Ayat ini mengatakan di situ ada seorang yang penuh kusta, kusta berbicara tentang dosa, kutuk dan sakit penyakit. Apa pun keadaan kita, seberapa parah keadaan ekonomi kita, seberapa parah penyakit kita, seberapa suram rasanya masa depan kita, sebesar apa pun dosa kita dan separah apa pun kejatuhan kehidupan kita dalam dosa, Tuhan tidak mempedulikan semua itu. Tuhan tidak pernah jijik terhadap keadaan kita. Tangan-Nya selalu terulur bagi kita untuk memberi kesembuhan dan pemulihan.

Ketika kita mau mengaku dosa dan menyerahkan dosa kita sama Yesus, maka yesus mengatasi semua persoalan kehidupan kita dan menjawab pergumulan kita. Beranikah kita merendahkan hati kita? Melepaskan ke egoisan kita? Melepaskan gengsi kita? melepaskan keangkuhan kita? Maukah kita datang dengan tersungkur (menjatuhkan diri sampai muka kita menyentuh tanah), menyungkurkan hati kita, merendahkan hati kita sampai kepada titik di mana kita benar-benar percaya total kepada Yesus yang berkuasa untuk melepaskan semua masalah yang memenjarakan kehidupan kita, untuk dijamah dan dipulihkan dalam nama Yesus. Ayat 13 "Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya." Ayat ini mengajarkan bahwa Yesus selalu mau dan siap untuk mengampuni kita, untuk menyembuhkan kita, untuk memulihkan kita dari keterpurukan menjadi pemenang yang berkelimpahan. Usaha yang tadinya bangkrut akan berubah jadi berhasil, Penyakit yang telah menahun dalam tubuh kita Tuhan akan sembuhkan, Penyakit yang dokter angkat tangan Tuhan akan turun tangan untuk menyembuhkan.

Hubungan keluarga yang berantakan Tuhan akan pulihkan, anak yang terhilang Tuhan akan kembalikan dalam kehidupan kita, pengangguran akan mendapat pekerjaan. Apa pun masalah kita Tuhan mau dan sanggup memulihkan keadaan kita. Kusta-kusta dalam kehidupan kita Tuhan akan mengatasinya, karena bagi Dia semuanya adalah sangat mungkin, tidak ada kemustahilan dalam Yesus. Bahkan Kelumpuhan-kelumpuhan yang kita alami dalam berbagai segi kehidupan, Tuhan Yesus akan segera membuat kita bangkit beroleh kemenangan dan kebangkitan. Ayat 14 "Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Sepertinya ayat ini kontradiksi, di awal berkata melarang untuk memberitahukan kepada siapa pun, tetapi berikutnya menyuruh untuk pergi memperlihatkan pada imam." 

Sebenarnya Yesus mau agar kita ada tindakan, ada perbuatan yang mencerminkan rasa syukur kita setelah kita di pulihkan, di sembuhkan dan di menangkan. Tuhan lebih suka ada tindakan daripada hanya mengucap syukur melalui mulut tetapi tidak ada tindakan dari rasa syukur kita itu. Setelah kita dipulihkan, disembuhkan, dan dimenangkan hendaknya kita mengucap syukur dengan bersaksi kepada saudara-saudara kita tentang kelepasan yang kita alami, dengan lebih banyak melakukan pujian, penyembahan, berdoa dan membaca firman-Nya serta membangun hubungan yang lebih intim lagi dengan Yesus Kristus sumber kehidupan yang mengalir dalam kehidupan kita.

Sumber: Lukas 5:12-14
Situs Anda: lukas_edi@yahoo.com



Penolong yang Sepadan

"Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." [ Kejadian 2:18].

Janji Firman Tuhan ini tidak hanya diuntukkan bagi Adam saja. Artinya, Tuhan tidak hanya menjadikan seorang penolong bagi Adam, tetapi juga bagi setiap laki-laki yang melayaniNya, sebagaimana Adam melayaniNya. Kecuali bagi laki-laki yang mendapat karunia tidak menikah. Jadi, janji Tuhan ini perlu direnungkan oleh setiap laki-laki yang melayaniNya, baik ia sudah menikah maupun belum.

Seringkali seorang suami yang melayani Tuhan, memandang dan menganggap istrinya bukan sebagai penolong yang sepadan bagi dirinya. Sering terjadi bahwa seorang suami menganggap istrinya sebagai "penghambat" pelayanannya. Suami yang seperti ini telah kehilangan janji Tuhan yang sangat indah didalam hidupnya. Bukan karena Tuhan mengingkari janjiNya [ dalam ayat diatas ] melainkan karena sang suami tidak meresponi janji Tuhan dengan iman.

Suami yang seperti ini belum memahami respon Adam ketika Tuhan membawa Hawa kepadanya yaitu, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku". Adam tidak menganggap Hawa sebagai orang asing atau penghambat dalam kehidupan dan pelayanannya. Adam menyadari penuh bahwa Hawa adalah sebagian dari dirinya. Adam merasa dirinya "utuh" atau "lengkap" ketika Tuhan memberikan Hawa kepadanya.

Tentu saja akibat manusia telah jatuh dalam dosa, maka seorang suami tidak dapat langsung memberi respon seperti Adam. Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, dan hal ini membuat persekutuan antara suami dan istri mengalami hambatan. Sebab hidup sang suami berpusat pada dirinya sendiri, demikian juga dengan istrinya. Bila dua orang memiliki jenis hidup yang berpusat pada diri sendiri, maka tidaklah mudah bagi mereka untuk berfellowship, bersehati dan saling berbagi. Tetapi seorang suami yang telah dijamah Tuhan, perlu belajar percaya akan janji Tuhan bahwa, "Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". Bila seorang suami dengan tekun dan setia memegang janji Tuhan ini, maka ia akan melihat istrinya semakin hari semakin menjadi penolong yang sepadan dengan dia. Suami yang sedemikian ini akan sangat berbahagia. Tidak ada terlintas sedikitpun pikiran bahwa istrinya adalah seorang penghambat suami, atau berpikir bahwa ia telah salah memilih teman hidup. Bahkan sekarang, ia dapat berkata seperti Adam, "Inilah dia, tulang dari tulangku, dan daging dari dagingku".

Jadi, dalam satu pengertian tertentu, semuanya tergantung pada iman sang suami; apakah ia akan mendapat penolong yang sepadan dengannya atau tidak. Tentu saja ada bagian yang harus dilakukan oleh seorang istri agar ia dapat menjadi penolong yang sepadan bagi suaminya, tetapi yang kita bicarakan diatas adalah dari sudut pandang suami. Semoga semua suami yang melayani Tuhan, memperoleh penolong yang sepadan dengannya. Amin.

Sumber: Gema Sion Ministry










Bacaan : Yosua 1 : 1 - 11
“Jangan engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam…sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil….”
Yosua 1 : 8

Sahabat Muda, hidup adalah proses. Perubahan dan keberhasilan pun membutuhkan proses. Tidak ada hasil baik yang diperoleh dengan mudah meskipun dunia sekarang ini kebih suka dengan hal-hal yang serba cepat dan instan. Jargon “lebih cepat lebih baik” tidak selalu tepat dan tidak bisa diterapkan untuk segala hal sebab segala sesuatu mempunyai prosesnya. Karena itu, yang penting di sini adalah menjalani proses sesuai dengan apa yang seharusnya.

Sahabat Muda, kita bisa belajar dari kisah perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan menunjukkan bahwa menjalani proses merupakan bagian dari kehendak Tuhan. Tidak semua orang orang bisa masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Musa pun tidak. Yosualah yang memimpin bangsa Israel masuk ke Kanaan. Supaya perjalanan mereka berhasil, Tuhan juga mengingatkan mereka supaya berpegang pada Taurat. Mereka harus merenungkan Taurat supaya mereka dapat bertindak dengan hati-hati. Bukan ambisi dan hasrat pribadi yang harus diikuti, melainkan kehendak Tuhan. Melalui Taurat, Tuhan memimpin mereka untuk mewujudkan harapan memasuki negeri perjanjian. Dalam kesetiaan dan ketaatan merenungkan serta melakukan Taurat itulah, janji Tuhan tergenapi. Karena itu, merenungkan dan melakukan Taurat bukan sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan.

Sahabat Muda, Firman Tuhan kita perlukan untuk membimbing setiap menjalani proses dalam hidup kita. Setiap orang pasti memiliki pangilan dan harapan. Keberhasilan dalam menunaikan panggilan dan mewujudkan harapan ditentukan oleh kesabaran dan kesetiaan kita dalam menjalani proses itu.

Sahabat Muda, Jangan takut berporses, karena Firman Tuhan selalu membimbing kita dalam setiap proses yang kita jalani. Oleh karena itu marilah kita belajar untuk setia dalam menjalani proses dalam kehidupan kita. Amin.

Disadur dari :
Youth for Christ, Senin, 19 Juni 2017
YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
SDRA JULI HARTONO SINAGA yang berulang tahun pada tanggal 20 November
SDRI GAIPYANA SEMBIRING yang berulang tahun pada tanggal 21 November
SDRI SELVIANI yang berulang tahun pada tanggal 25 November

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts