Minggu, 11 Februari 2018

Warta Jemaat 11 Februari 2018

Ringkasan Khotbah 4 FEBRUARI 2018

TEMA : Alami Tuhan
AYAT POKOK : Yesaya 17 : 5-8 ;Yesaya 40 : 31
PEMBICARA : Pdt. Okky Filipus S.

Yesaya 17 : 5-8 ➠ jangan mengandalkan manusia
Yesaya 40 : 31 ➠ Yang menanti Tuhan akan mendapat kekuatan

Orang yang mengandalkan manusia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik Amsal 8 : 17 ➠ bertekun mencari Tuhan.
Dalam Yeremia ini ada 2 golongan manusia :
1. Orang yang tidak mengalami Tuhan 
Lukas 2 : 7 ➠ pemilik penginapan mewakili orang yang sibuk ;Matius 2 : 1-7 ➠ Raja Herodes apapun pangkat, kedudukan dan jabatan Herodes tidak mau terima Yesus; Matius 2 : 4 ➠ semua imam kepala dan ahli taurat.Ini mewakili pemimpin agama mereka tahu bahwa mesias akan lahir tapi mereka tidak menggunakan kesempatan itu.
2. Orang yang mengalami Tuhan
Lukas 2 : 15 ➠ gembala-gembala ,mereka tidak punya masa depan yang jelas tapi karena mereka mau dengar dan melakukan Matius 2 : 1-2,11 ➠ orang majus.Mereka mewakili pada cendekiawan mereka memiliki kepintaran harta dan pangkat tapi mereka mau mengikuti bintang/petunjuk Ayat 11 ➠ membawa harta mereka.Harta,jabatan,pangkat tidak membuat mereka jauh dari Tuhan.Lukas 1 : 38 ➠ Maria dan Yesus ;mereka adalah keluarga yang kudus.

Mari saudara kalau mau alami Tuhan lakukanlah apa yang di Firmankan Tuhan,rasakanlah kasih Tuhan itu atas diri saya dan saudara.Amin

TAK KUASA MENGEKANG LIDAH

Baca :  Matius 12:33-37
"Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman."  Matius 12:36
Di akhir zaman ini Iblis juga sedang gencar melancarkan serangannya terhadap gereja Tuhan yaitu dengan cara mengambil kontrol atas lidah jemaat melalui gosip, fitnah, dusta, tipu muslihat dan segala macam perkataan jahat lainnya, supaya jemaat Tuhan saling berselisih, bertengkar, bermusuhan, mengkritik, sehingga terjadi perpecahan.  Iblis tahu benar bahwa bila tidak ada kesatuan di antara jemaat, gereja pasti akan menjadi lemah.  "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan."  (Matius 12:25).

     Karena itu Rasul Paulus mendesak jemaat di Efesus:  "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."  (Efesus 4:31).  Banyak orang Kristen tidak disiplin, lalai dan menganggap sepele pentingnya menjaga lidah atau ucapan.  Mereka mudah sekali menggemakan perkataan-perkataan negatif alias tak kuasa mengekang lidahnya.  Hal itu menandakan bahwa mereka sama sekali tidak berusaha mengontrol atau menundukkan lidah mereka di bawah pimpinan Roh Kudus.  Tidaklah mengherankan, meski tampak rajin beribadah, atau mungkin sudah terlibat aktif dalam pelayanan, pada saat yang sama mereka masih saja suka menggosip, memfitnah, mengumpat atau berkata-kata kasar tanpa merasa bersalah sedikit pun.

     Mereka tidak menyadari bahwa ucapan-ucapan tersebut bisa mendatangkan kutuk atas diri sendiri.  "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  (Matius 12:37).  Rasul Yakobus mengatakan bahwa jika ada orang tidak bisa mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadah yang dilakukannya pun menjadi sia-sia  (Yakobus 1:26).  Selama kita masih belum mampu mengekang lidah dari perkataan-perkataan yang negatif, kita masih belum mampu menyalibkan keinginan daging!


"Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;"  Mazmur 34:13-14

Iman Mengalahkan Dunia

"Sebab semua yang lahir dari ALLAH, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa YESUS adalah anak ALLAH." (1 Yohanes 5:4-5)

Pergumulan hidup makin lama makin berat. Permasalahan yang dihadapi makin kompleks saja. Kita pun tahu bahwa menjadi orang Kristen bukan berarti bebas dari masalah-masalah itu. Yang menyedihkan adalah melihat kenyataan bahwa ada begitu banyak orang Kristen yang gampang sekali terguncang ketika masalah datang, sehingga mereka kemudian mengambil keputusan untuk mundur atau bahkan meninggalkan TUHAN.

Syaloom! Saudara kasih, mungkin Anda pernah mendengar lagu ini : ".....aku, tak sanggup lagi, menerima derita ini ....". Kalau sampai saya mendengar ada orang menyanyikan lagu itu, saya pasti katakan "....kasihan dech lo!!!....". Tapi kalau orang Kristen yang bernyanyi seperti ini itu GAWAT! Kenapa GAWAT? Karena dia tidak tahu bahwa dia punya senapan yang pelurunya karatan karena nggak pernah dipakai. Kalah sebelum perang! Musuh baru muncul didepannya tapi mentalnya sudah ciut. Sega sude!!! (bahasa Ibrani) hehehe...

Saudara yang YESUS kasihi, mari pakailah senapan itu sebelum karatan! Hancurkan setiap masalah dan pergumulan hidup dengan senapanmu (Imanmu) yang so pasti disertai perbuatan. Apakah Saudara yakin kalau Anda punya sebuah senjata luar biasa dalam kehidupanmu? Asalkan Saudara sudah terima dan percaya YESUS sebagai TUHAN, JURU SELAMAT, dan RAJA atas kehidupanmu, maka Saudara sudah punya senapan handal itu: Iman kita! Yang menjadi persoalannya, apakah kita sudah menerima YESUS dan memakai senapan handal itu? Kebiasaan dari kita, lebih baik diam/malas...alias karatan!! ... ooo mate ma hita!!! Si bolis itu luar biasa jahatnya dan bisa menghancurkan kehidupan dan masa depan kita !!

Seorang prajurit akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghancurkan setiap musuh untuk memuliakan rajanya dan kerajaannya. Begitu pula dengan kita, kita ini adalah para prajurit ALLAH dari kerajaan sorga. Kita tidak seharusnya kalah dengan permasalahan dan kelemahan yang ada di dunia ini. YESUS lebih besar di atas segala sesuatu. Amin?? ... sehingga setiap masalah dapat kita tanggung bersamaNYA untuk memuliakan ALLAH sebab jati diri kita yaitu anak anak ALLAH. Jadi bertindaklah dengan IMAN !!

Tuhan Yesus memberkati kita, anak anak RAJA. Amin....Amin....Amin....
ORANG MUDA SIAP MELAYANI

 Bacaan :  Matius 20 : 20 - 28
 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Matius 20 : 28
Sahabat Muda, kita sebagai kaum muda yang merupakan generasi penerus Gereja harus berani menjadi terang dan garam dunia. Tentunya dalam porsi kita masing-masing. Setiap kita memiliki talenta yang berbeda-beda. Bapa telah mengaruniakan dan membekali anak-anaknya dengan kemampuan yang beragam, dengan maksud agar kita mengembangkannya, seperti perumpamaan tentang talenta dalam Injil Matius (Mat. 25:14-30).
Sahabat Muda, dalam pelayanan kita, kita tidak harus menjadi matahari yang gagah dan mampu menyinari setiap penjuru dunia. Cukuplah menjadi lilin kecil yang rela meleleh untuk menerangi ruang yang gelap dan kosong. Beberapa dari antara kita mungkin ada yang berpikiran, “Untuk apa aku melayani? Males ah.. Itu adalah tugas mereka orang dewasa.” Atau ada juga yang berpikiran, “Aku ini masih muda, apa yang bisa aku lakukan dengan segala keterbatasanku?”, atau saat kita berbeda pandangan dengan rekan-rekan, kita terkadang terlalu cepat mengambil keputusan untuk apa saya melayani, saya tidak layak. Atau saya mundur saja dari pelayanan ini.
Sahabat Muda, justru kita orang mudalah masa depan Gereja. Bila tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? Bukan tunggu nanti sudah tua kita baru mau melayani. Melayani itu tidak semata-mata berdiri di depan mimbar, menjadi singer, pemain musik, atau hal-hal lain yang indentik dengan “tampil ke muka umum”. Namun, melayani dalam arti yang sesungguhnya (paling tidak bagi saya) adalah dimana kita berani menjadi saksi Kristus lewat tingkah laku kita yang konkrit dengan segala keberadaan dan kerelaan hati kita. Menurut saya, itu sudah cukup untuk menjadi seorang pelayan sejati. Dalam melayani pasti ada saja tantangan dan godaan.
Sahabat Muda, Tuhan tidak pernah melihat kemampuan atau ketidakmampuan kita. Tidak juga kehebatan atau kecakapan kita. Yang Ia lihat hanyalah kesediaan kita untuk menjadi pelayan-Nya yang taat dan setia. Jangan takut untuk berkarya walau kita masih muda karena orang-orang muda siap melayani bersama Tuhan. (Ferli K).

You are here

Melalui Keunikannya Wanita Berfungsi & Menjadi Teladan



Ketika sisi keunikan wanita dipulihkan, maka ia dapat berfungsi dengan benar. Apa kata Firman Tuhan tentang “Fungsi” wanita? Kitab Kejadian 2:18 berkata:
“Tuhan Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.
Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi penolong yang sepadanartinya dapat bersanding dengan pria. Ia adalah penolong yang sepadan dalam keadaan apapun dan dalam kelompok usia manapun (remaja, single maupun menikah). Tujuan awal Allah menciptakan wanita adalah menjadi penolong yang sepadan, didalam lingkungan keluarga, pekerjaan maupun pelayanan.
Bagi wanita single, ia harus belajar menjadi penolong dengan cara melayani orang lain, mengasihi dan bersedia untuk menerima kasih dari orang-orang sekitarnya. Bila ia sudah menikah, ia harus melayani suami dan anak-anaknya.
Tidak hanya keluarganya tetapi ia juga harus belajar melayani orang-orang lain. Allah menciptakan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik (Efesus 2:10). Menjadi penolong adalah tujuan hidup wanita didunia dan harus dimulai sejak masa single, sehingga pada saat menikah ia akan tetap menjalaninya tanpa merasa kurang berharga sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anaknya.
Banyak wanita melihat kata “penolong” sebagai hal yang kurang berharga dibandingkan dengan pria sebagai kepala-“Pemimpin”. Roh Kudus adalah Roh Penolong bagi kita semua (Yohanes 14:16). Penolong berbicara tentang fungsi, bukan inferioritas. Untuk menjadi seorang pelolong, setiap wanita harus belajar memiliki sikap hari “tunduk” dengan menghormati pria.
Menghormati bukan berarti pria lebih hebat atau lebih kuat dari wanita, sikap hati tunduk artinya menghormati mereka sebagai kepala seperti yang Tuhan inginkan dalam 1 Korintus 11:3. Bila kita melakukannya berarti kita mentaati perintah Tuhan, bukan sedang menunjukkan bahwa wanita kurang berharga dari pria.
Saat seorang wanita menikah, ia harus belajar untuk menundukkan diri kepada suami. Demikian juga suami harus mengasihi istri seperti yang tertulis dalam Efesus 5: 22-24.
Hai Istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala Jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu”.(Efesus 5: 22-24)
Untuk dapat menjalankan fungsi sebagai penolong dalam keluarga, maka wanita memerlukan sikap penundukan diri yang benar, bukan atas dasar paksaan melainkan karena ketaatan  pada Firman Tuhan, sehingga mendatangkan berkat dan kemuliaan bagi Tuhan. (sl)
(Sumber: MUTIARA KEHIDUPAN WANITA – 30 Hari merenungkan Firman Tuhan dan belajar menjadi bijak).

YANG BERULANG TAHUN MINGGU INI
Segenap Gembala,Majelis dan Jemaat mengucapkan selamat ulang tahun kepada :
JULKARNAEN ARITONANG yang berulang tahun pada tanggal 11 Februari
BPK BUJANG TJENDANA yang berulang tahun pada tanggal 14 Februari
IBU LILI yang berulang tahun pada tanggal 17 Februari

† TUHAN YESUS MEMBERKATI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warta Jemaat 16 September 2018

Ringkasan Khotbah 9 September 2018 TEMA  : Kehadiran Allah dalam rumah kita AYAT POKOK  : Keluaran 25:10-22 PEMBICARA  :  Pdt. O...

Popular Posts